Jumat, 26 November 2010

No. 87/MC.TDBM/11/2010


No. 87/MC.TDBM/11/2010

CASH FOR WORK SERAP 17 RIBU TENAGA KERJA

Magelang, 26/11/2010 (Media Center Kominfo, 21:30) Program Cash for Work di Jawa tengah dan Yogyakarta menyerap 17.000 tenaga kerja selama 10 hingga 15  hari ke depan. Kegiatan ini diharapkan mampu memulihkan dan mempertahankan lapangan kerja masyarakat terdampak bencana Merapi.
Demikian disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif pada acara Launching Hunian Rumah Sementara (Huntara) dan Rehabilitasi Tanaman Salak Lumug, di Desa Dukun, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jum’at (26/11). Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Kasdam IV Diponegoro, Wakapolda Jateng, Bupati Magelang Singgih Sanyoto dan Bupati Kutai Kartanegara Ratih Widyasari.
Pemerintah pusat telah membentuk tim pemulihan ekonomi masyarakat yang juga berkantor di Yogyakarta. Tim ini untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang tiba-tiba kehilangan daya beli, untuk diberi kesempatan bersama-sama melakukan kegiatan padat karya.
“Insya Allah dengan semangat kepemimpinan Bapak Gubernur Jateng, maupun para bupati, kita semua bisa bangkit kembali dan seluruh masyarakat mempunyai daya lenting yang tinggi untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Pasti ada hikmah bagi kita semua,ujar Syamsul.
Dari 21 kecamatan yang ada di kabupaten Magelang, paling tidak ada tujuh kecamatan di sekitar Gunung Merapi yang mengalami kerusakan fisik dan ekonomi yang cukup parah, yaitu kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan, Salam, Muntilan, Mungkit dan Borobudur. Hampir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat yang terkait dengan bidang pertanian, utamanya tanaman pangan, perikanan, peternakan dan sebagian perkebunan, mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga akan berdampak pada melemahnya sektor-sektor lainnya.
Salak Lumug adalah komuditas unggulan yang diusahakan oleh masyarakat lereng gunung Merapi di wilayah Magelang. Data terakhir, ada sekitar 2.000 hektar lahan salak, dengan populasi tanaman lebih dari 7,5 juta pohon. “Sebagai contoh di Kecamatan Srumbung mencapai 1.615 hektar, yang dimiliki oleh 9.723 KK. Akibat letusan Gunung Merapi, 80% pohon rusak parah,” jelas Bupati Magelang Singgih Sanyoto.
Akibat tertimbun pasir dan abu vulkanik Gunung Merapi, berdasarkan hasil uji coba cepat yang dilakukan oleh dinas teknis, Salak Lumug yang rusak dengan pelepah rubuh harus segera dipangkas dan disemprot dengan air bersih, agar abu dan pasir yang menempel di batang bisa lepas, sehingga tunas baru atau titik tumbuh batang pohon bisa segera muncul.
Kegiatan penangangan fisik ini, kata dia, perlu segera dilakukan pada November dan Desember, karena bila tidak diselamatkan dalam waktu satu bulan sejak hujan pasir dan abu pada 6 November 2010, dimungkinkan pohon akan mati. Upaya penyelamatan perlu dilakukan secara serempak dan bersama-sama melalui suatu gerakan yang terkoordinasi agar tidak terjadi kerusakan permanen yang bisa mengakibatkan lumpuhnya kegiatan perekonomian masyarakat di wilayah kecamatan Srumbung
Pemasaran Salak Lumug menyebar ke seluruh pelosok tanah air dan mulai diekspor ke beberapa Negara, seperti Malaysia dan Cina.
_________

Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar