Minggu, 14 November 2010

No. 26/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No.   26/MC.TDBM/11/2010

PEMERINTAH BERENCANA BANTU KORBAN MERAPI YANG RUMAHNYA RUSAK 
Yogyakarta, 14/11/2010 (Media Center Kominfo, 19:28) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, apabila status awas Merapi telah diturunkan menjadi siaga dan Tanggap Darurat dihentikan menjadi Rekonstruksi dan Rehabilitasi Bencana maka pemerintah akan memberikan kompensasi kepada masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat, sedang dan ringan.
Hal tersebut dikatakannya di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Jalan Kenari No 14a, Yogyakarta Minggu (14/11). Penduduk yang kembali kerumahnya namun mereka mendapati rumahnya rusak akan diberikan bantuan antara 1-15 juta rupiah sesuai kondisi rusaknya rumah mereka.
“Rusak berat kami meberikan stimulus Rp15 juta, rusak sedang Rp10 juta dan ringan Rp1 juta. Dan pelasaksanaan pembayaran menggunakan kemampuan anggaran Pemda Kabupaten/Kota, Propinsi serta BNPB,” katanya.
Khusus bagi yang rumahnya rusak parah dan tidak dapat dihuni lagi maka mereka akan ditampung di lokasi penampungan sementara selama tiga bulan dan biaya hidupnya ditanggung pemerintah.
Berdasarkan rapat koordinasi dengan jajaran terkait beberapa waktu lalu di kantor Gubernur diputuskan, apabila status Merapi sudah turun menjadi Siaga dan Tanggap Darurat sudah hentikan menjadi Rekonstruksi dan Rehabilitasi, maka yang pertama akan kita buat adalah memberikan hunian (shelter) sementara terutama kepada mereka yang rumahnya sudah tidak bisa dihuni.
Mereka akan diberikan tempat selama 3 bulan dan menjamin hidup yang layak, baik kepada mereka yang rumahnya rusak atau tidak rusak. Hal ini mengingat karena pada hakikatnya lingkungan tempat tinggalnya sudah rusak parah baik infrastruktur maupun lingkungan akibat erupsi Merapi.
Sementara mengenai infrastruktur yang rusak seperti jalan dan jembatan, pemerintah akan memperbaiki yang dikoordinir oleh Kementerian PU. Untuk sekolah-sekolah yang rusak akan diperbaiki oleh Kementerian pendidikan Nasional. Tempat-tempat ibadah oleh Kementerian Agama dan seterusnya.
Setelah itu akan kompilasi bersama agar kemudian disampaikan secara prosedural dengan data standar untuk pengajuan kebutuhan tersebut kepada Menteri Keuangan.

_________

Kontak         : Sukosono, MC Kominfo-BNPB
Hp               : 0812 1805 6690

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781

No. 25/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No.   25/MC.TDBM/11/2010

MESKIPUN ZONA AMAN BERGESER PENDUDUK DILARANG KEMBALI KERUMAH
Yogyakarta, 14/11/2010 (Media Center Kominfo, 19:28) - Meskipun zona aman Merapi ada indikasi bergeser di sejumlah wilayah di Kabupaten di Jawa Tengah dari radius 20 Km menjadi 10-15 Km karena menurunnya aktifitas Gunung Merapi, namun penduduk belum diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Yogyakarta, Minggu (14/11), masyarakat diminta untuk bersabar dan tidak diperkenankan kembali kerumahnya sebelum ada hasil assessment (pengecekan lokasi) dari aparat TNI dan Polri.
“Saya mengambil keputusan TNI dan Polri yang jumlahnya 7.000 orang untuk melakukan assessment ke batas-batas yang diindikasikan bergeser yang ditentukan oleh Kepala Badan Geologi, mengingat bahwa kondisi Merapi masih dalam status Awas,” katanya.
Dikatakan Syamsul, aktivitas erupsi Merapi belum final dan berdasarkan pengamatan, pemantauan serta pengalaman perilaku dari Merapi, meskipun aktivitasnya menurun tetapi terkadang bisa secara tiba-tiba mengalami aktivitas yang eksplosif.
Karena itu pihaknya memutuskan untuk mengambil sikap mengamankan masyarakat merupakan hal yang terpenting. Ia memerintahkan untuk melarang masyarakat ke tempat pos pengungsian di zona yang baru sebelum ada assessment dari TNI dan Polri.
TNI dan Polri kini sedang menilai apakah di sana (zona 10-15 Km) ada mata air yang bagus serta kebutuhan dasar pengungsi sudah layak untuk ditempati. Karena diperlukan  kewaspadaan bahwa debu vulkanik memiliki tingkat bahaya yang tinggi, serta kemungkinan sumur juga penuh debu, kemudian tempat logistik juga belum ada.
“Keperluan air minum, sanitasi dan sebagainya harus ada sebelum ditempati masyarakat. Oleh karena itu saya perintahkan dalam tempo 1x24 ini mereka telah melakukan penyisiran ke berbagai wilayah,’  ujarnya.
Menurut rencana, pada Senin (15/11) pihaknya akan mengajak pemuda bersama TNI dan Polri melihat kondisi rumah penduduk, apakah sudah bisa ditempati atau belum sesuai batas yang direkomendasi.
Perlu diketahui juga bahwa penduduk yang jumlahnya mencapai ratusan pengungsi terdapat diantaranya kelompak rentan seperti, ibu hamil, anak-anak serta orang tua yang harus diamankan agar jangan sampai terkena dampak dari kebijakan ini.
_________

Kontak         : Sukosono, MC Kominfo-BNPB
Hp               : 0812 1805 6690

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781

No. 24/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No.   24/MC.TDBM/11/2010

BNPB-RRI RESMIKAN SIARAN RADIO TANGGAP
DARURAT MERAPI

Yogyakarta, 14/11/2010 (Media Center Kominfo, 18:40) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Rapublik Indonesia (LPP RRI) didukung oleh Kementerian Komifo dan sejumlah stakeholder resmikan siaran tanggap darurat Merapi. Peresmian penyiaran Radio Tanggap Merapi yang beroperasi di frekuensi 100,2 MHz tersebut ditandatangani oleh Ketua BNPB, Syamsul Maarif, dan Direktur Utama RRI, Niken Widiastuti, di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Jalan Kenari No 14a, Yogyakarta, Minggu (14/11).

Dalam sambutannya, Kepala Badan Informasi Publik Kemenkominfo yang diwakilkan Ismail Cawidu mengharapkan, siaran bersama yang dikelola BNPB dan RRI dapat memberikan informasi yang lengkap, akurat dan benar-benar membuat masyarakat merasa diayomi dan tetap bersemangat menghadapi bencana alam Gunung Merapi. “ Kami harapkan dengan adanya siaran bersama ini informasi yang disampaikan betul-betul lengkap, menyejukan hati masyarakat dan tetap semangat menghadapi bencana yang terjadi”.

Sementara itu, Kepala BNPB, Syamsul Ma’arif mengatakan, pihaknya memang memerlukan dukungan semua pihak dalam mengkoordinasikan Tanggap darurat Merapi, karenanya kerjasama dengan RRI dalam siaran tanggap darurat Merapi sangat membantu kebutuhan informasi, khususnya untuk para korban bencana.
Kepala BNPB mengharapkan agar RRI dapat memberikan informasi yang benar, menyejukkan, memberikan harapan, motivasi, membuat masyarakat mempunyai ketangguhan menghadapi bencana.

Sedangkan Dirut RRI Niken Widiastuti mengatakan, dibentuknya siaran Merapi adalah ingin memberikan pemahaman dan mengurangi ketidak pastian. “Karena terlalu banyak informasi yang simpangsiur dan menyesatkan sehingga membuat panik dan meresahkan masyarakat,” katanya.

Tugas utama RRI siaran khusus ini kiranya memberikan info yang benar-benar akurat langsung dari sumber utama yang dikelola oleh BNPB beserta jajarannya. Selain itu, siaran juga dimaksudkan untuk memberikan trauma healing kepada para pengungsi. “Memberikan informasi dan trauma healing bagaimana masyarakat menghadapi bencana,” katanya.

Masyarakat yang mengalami bencana dimana rumahnya hancur, ternaknya mati dan sawahnya tidak bisa ditanami perlu dilakukan penyembuhan psikologi yang diberikan oleh psikolog, akademisi, ustad dan sebagainya untuk memberikan semangat. Dalam trauma healing, RRI telah memberikan siaran rekreasi kepada para korban bencana diantaranya menggelar siaran campur sari langsung dari pengungsian, pemutaran film untuk anak-anak serta pertunjukkan sulap.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia DIY, Rahmat Arifin, mengatakan bahwa radio tanggap bencana tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat seperti yang dibutuhkan oleh masyarakat. "Penyiaran radio ini memang belum sempurna, tetapi kami berharap tetap bisa memberikan informasi yang akurat," katanya. Diharapkan keberadaan radio tanggap bencana tersebut tidak hanya berhenti di Yogyakarta saja tetapi juga dapat didirikan di daerah lain apabila terjadi bencana di kemudian hari.


Kontak         : Sukosono, MC Kominfo-BNPB
Hp               : 081218056690

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781

No.23/MC.TDBM/11/2010


SIARAN PERS
No.23/MC.TDBM/11/2010

KA BNPB: TNI DAN POLRI LAKUKAN ASSESMENT DAERAH DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI

Yogyakarta, 14/11/2010 (Media Center Kominfo) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menegaskan sampai saat ini kondisi Gunung Merapi masih dalam status Awas (level IV). Artinya bahwa rekomendasi terhadap pengungsi masih tetap sama dengan hari-hari sebelumnya, yaitu berada dalam radius 20 Km. Pengungsi dimohon agar tetap dalam pengungsian di wilayah aman.

Langkah-langkah yang sedang diambil adalah menginstruksikan kepada Satgas TNI dan Polri berjumlah 7.000 personil, terdiri 5.000 unsur TNI dan 2.000 dari Polri untuk melakukan penelitian terhadap tempat-tempat yang terkena dampak letusan G.Merapi. Dari hasil penelitian ini diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat diambil kebijakan tentang langkah-langkah yang akan diputuskan.

Kepala BNPB juga mengajak para pengungsi yang berusia muda untuk berperan aktif membantu TNI dan Polri dalam kegiatan assessment dimaksud. Dilibatkannya para pemuda tersebut karena mereka lebih memahami situasi tempat tinggal mereka sendiri.

Syamsyul Maarif menjelaskan, assessment tersebut juga dimaksudkan untuk mengetahui berbagai infrastruktur yang tidak berfungsi di tempat hunian masyarakat yang menjadi dampak letusan. Ditambahkan, dengan kegiatan ini kiranya  titik lokasi yang tepat dapat ditentukan guna penyiapan logistik bagi  pengungsi.“Untuk masalah ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempertimbangkan penyiapan gudang logistik yang bisa dipindahkan,namun hal tersebut harus realistis,” ungkapnya.

Untuk kelancaran kegiatan tersebut, Kepala BNPB memerintahkan TNI dan Polri menyediakan kendaraan untuk mengangkut para relawan. “Saya minta secepatnya 1 x 24 jam, TNI sediakan 102 kendaraan dan Polri 60 kendaraan, tapi dilakukan tidak secara bersama-sama, “ ujarnya.

Mengenai ancaman banjir lahar dingin ditambahkan, saat ini BNPB bersama dengan Universitas Gajah Mada tengah melakukan kajian terhadap ancaman tersebut dengan menerapkan sistem deteksi dini (early warning system).

_________

Kontak         : Sukosono, MC Kominfo-BNPB
Hp               : 081218056690



_________



No. 21/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 21/MC.TDBM/11/2010

MERAPI TETAP BERAKTIVITAS HINGGA TENGAH MALAM TADI

Yogyakarta, 14/11 (09:50 WIB) Berdasarkan pengamatan dan pemantauan yang dilakukan oleh BPPTK, Merapi masih tetap beraktivitas hingga tengah malam tadi dengan intensitas yang tinggi. Tercatat gempa tektonik tiga kali terjadi sepanjang hari Sabtu kemarin.

Berbanding jauh dengan hari Kamis lalu dimana gempa vulkanik hanya terjadi enam kali, kemarin 26 kali gempa vulkanik terjadi di Merapi. Gempa tremor terus terjadi secara beruntun, sama seperti dua hari sebelumnya, dan intensitas guguran terjadi selama 25 kali. Awan panas terlihat tiga kali, dan terpantau asap dengan tinggi maksimal 2000 m berwarna putih, abu-abu hingga kecoklatan dengan intensitas pekat condong ke Selatan hingga Barat Daya.

Cuaca cerah, namun mendung sempat menggantung di langit Merapi sekitar pukul 07:40 WIB hingga 13:20 WIB. Hutan tercatat dengan intensitas 28,5 mm/jam pada sore hari, dan juga terjadi hujan abu tipis di desa Manisrenggo pada pukul 15.30 WIB. Gempa tektonik berdurasi 88 detik terjadi pada pukul 14:52 WIB. Tampak api diam pada pukul 01:16 dan 19:45 WIB. Kolong asap teramati pada pukul 21:50 – 24:00 WIB.

Hingga saat ini status Gunung Merapi masih tetap awas, namun pada jumpa pers pagi ini, Kepala Badan Geologi Sukhayar menyatakan bahwa ada perubahan zona KRB Merapi, Arah Selatan (Sleman) zona aman masih tetap 20 KM, Arah Barat (Magelang) zona aman 15 KM, Arah Utara dan Timur (Boyolali dan Klaten) zona aman 10 KM. Keputusan menurunkan zona aman dibeberapa wilayah ini sudah melalui persetujuan berbagai pihak dan juga berlandaskan atas penelitian dan juga pantauan yang dilakukan setiap saat.
_________

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Sukosono, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 081218056690