Jumat, 03 Desember 2010

No. 119/MC.TDBM/12/2010


SIARAN PERS
No. 119/MC.TDBM/12/2010

PADAT KARYA PERBAIKAN PASAR DI LERENG MERAPI

Yogyakarta, 03/12/2010 (Media Center Kominfo, 19:00)-Pemerintah Daerah Provinsi DI Yogyakarta akan melaksanakan perbaikan pasar di sekitar lereng Merapi. Kegiatan ini melibatkan korban letusan Gunung Merapi sebagai bagian dari Program Cash for Work (padat karya).
“Dana Cash for Work disediakan dari APBD. Pemberdayaan pasar ini akan dilaksanakan serentak besok, Sabtu (4/12),” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DI Yogyakarta Hendarto Budiyono di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Jl Kenari 14 A, Yogyakarta, Jum’at (3/12).
Warga akan memperbaiki sarana dan prasarana pasar yang rusak, seperti memasang conblock. Mereka yang terlibat akan diberikan upah dengan besaran bervariasi antara Rp25 ribu untuk tukang, Rp35 ribu tenaga kerja dengan keahlian menangah dan Rp40 ribu mandornya.
Rencananya, pelaksanaan pemberdayaan pasar ini hanya berlangsung sekitar dua minggu. “Dananya kecil, hanya Rp495 juta dari APBD Provinsi,” jelas Hendarto.
Sementara itu, terkait program dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans), diharapkan dapat berjalan saat pengungsi sudah menempati hunian sementara (huntara). Program yang direncanakan oleh Kemnakertrans berbentuk padat karya dengan memberikan pelatihan bagi warga korban bencana Gunung Merapi.
Program padat karya ini, selain menambah keterampilan di beberapa bidang pekerjaan, seperti las, montir dan sebagainya, juga hasilnya dapat dimanfaatkan serta warga mendapatkan uang saku,” jelasnya.   
_________
Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : Selamatta Sembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 08128334942        

Keputusan Penurunan Status Merapi

No. 118/MC.TDBM/12/2010


SIARAN PERS
No. 118/MC.TDBM/12/2010

JADUP TETAP DIBERIKAN BAGI PENGUNGSI YANG SUDAH PULANG
Yogyakarta, 03/12/2010 (Media Center Kominfo, 11:00)-Pemerintah tetap akan memberikan jatah atau jaminan hidup (Jadup) bagi pengungsi bencana erupsi Gunung Merapi yang sudah kembali ke rumah pasca diturunkannya Status Gunung Merapi dari dari Awas menjadi Siaga, terhitung Jumat (3/12) pukul 09:00 WIB.
“Jatah atau jaminan hidup diberikan bagi yang kembali untuk mencukupi kebutuhan hidup selama 10 hari dan dibarengi dengan program padat karya,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Syamsul Maarif, usai konferensi pers terkait perubahan status Merapi dari Awas menjadi Siaga di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Jl Kenari No 14 A, Yogyakarta, Jum’at (3/12).
Sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara (Huntara) akan diberikan jatah atau jaminan hidup Rp5.000 per orang per hari dan beras 0,4 kg selama satu bulan. Selain itu, para pengungsi juga akan dilibatkan dalam program padat karya sesuai program pemerintah daerah setempat.
Menurutnya, program padat karya atau cash for work melibatkan masyarakat dalam perbaikan-perbaikan atau recovery, seperti perbaikan jalan atau pembuatan bronjong untuk sungai-sungai yang rusak. “Padat karya ini sebenarnya telah berlangsung saat kita mengerahkan masyarakat dalam pembersihan kebun salak. Padat karya ini akan berlangsung hingga April 2010,” ujarnya.
Siapa saja yang akan diikutsertakan dalam program padat karya ini, semuanya diserahkan kepada pemerintah daerah setempat.  “itu semua tergantung dengan pemerintah daerah sendiri, siapa-siapa saja yang dilibatkan dalam kegiatan padat karya tersebut,” katanya.
Terkait dengan dana yang telah dikucurkan BNPB, telah diberikan sebesar Rp150 miliar untuk korban bencana Merapi, Mentawai dan Wasior. “Saya kira kalau masih kurang bisa ditambah terus,” jelas Syamsul.  
_________
Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942        

No. 117/MC.TDBM/12/2010


SIARAN PERS
No. 117/MC.TDBM/12/2010
MERAPI SIAGA, SURONO UMUMKAN 5 REKOMENDASI
Yogyakarta, 03/12/2010 (Media Center Kominfo, 10:00)–Pasca diturunkannya Status Gunung Merapi dari dari Awas menjadi Siaga, terhitung Jumat (3/12) pukul 09:00 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan lima rekomendasi.
“Pertama, tidak boleh ada kegiatan di sekitar Gunung Merapi di kawasan Rawan Bencana (KRB) 3, yaitu pada radius 2.5 km dari puncak Merapi untuk seluruh sektor, karena masih ada erupsi yang tidak hanya ke arah selatan seperti biasanya, tapi juga ke arah vertikal. Lebih khususnya lagi, di wilayah Kecamatan Cangkringan, Ngemplak dan Pakem Kabupaten Sleman, agar lebih waspada,” kata Kepala PVMBG Surono dalam siaran pers bersama Kepala Badan Nasional Penanggungalan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Media Center Tanggap Darurat bencana Merapi jalan Kenari No 14 A, Yogyakarta.
Kedua, lanjutnya, lahar dingin di wilayah 300 meter dari bibir sungai yang berhulu di Merapi agar masyarakat tidak diperkenankan beraktivitas. Ketiga, pemerintah daerah agar mengubah tata ruang dengan mengacu peta rawan hujan abu Merapi. Kemudian keempat, jika terjadi penurunan atau peningkatan aktivitas Gunung Merapi, maka status akan dinaikkan atau diturunkan, karena pembangunan tanpa analisis risiko bisa menimbulkan bencana.
Kelima, masyarakat jangan terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya dan mengikuti aparat setempat, menanyakan ke pos pengamatan gunung merapi setempat atau menanyakan langsung ke Kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) dengan telepon 0274514280. Pemda agar dapat mensosialisasikan rekomendasi ini ke wilayah masing-masing,” papar Surono.
Kejadian awan panas dan energi harian dari kegempaan yang berkurang menunjukkan penurunan bahaya Merapi. Sedangkan pengaruh magma dalam juga tidak menunjukkan akan adanya letusan yang lebih besar. Kemudian, dari pemantauan visual dengan CCTV dari Ketep dan Manisrenggo memang sering tertutup kabut, tetapi masih ada asap dari kawah gunung.  
_________
Kontak          : Hermana, BNPB
Telepon        : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak          : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942        

No. 116/MC.TDBM/12/2010

No. 116/MC.TDBM/12/2010


STATUS MERAPI JADI SIAGA
Yogyakarta, 03/12/2010 (Media Center Kominfo, 09:00)–Status Gunung Merapi diturunkan dari Awas menjadi Siaga, terhitung sejak Jumat (3/12) pukul 09:00 WIB. Tetapi, potensi bahaya primer, berupa erupsi dan awan panas, masih mengancam ke selatan. Selain itu, potensi lahar hujan sebagai bahaya sekunder, masih sangat mengancam di semua aliran sungai yng berhulu di Merapi.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono dalam siaran pers bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Media Center Tanggap Darurat bencana Merapi jalan Kenari No 14 A, Yogyakarta. “Kita merekomendasikan tetap tidak ada kegiatan di kawasan rawan bencana (KRB) 3, yaitu dalam radius 2,5 km. Lebih khusus lagi di wilayah Kecamatan Cangkringan, Ngemplak dan Pakem, karena jelas-jelas awan panas sering masuk daerah itu,” kata Surono.
Mengenai bahaya sekunder, lanjutnya, untuk menghindari bahaya sekunder berupa ancaman banjir lahar, penduduk tidak diperkenankan beraktivitas di sekitar alur sungai. Ancaman bahaya lahar ada di wilayah yang berada pada jarak 300 meter dari bibir semua sungai.
“Bahaya lahar hujan masih berlangsung, bahkan mulai beberapa saat lalu sudah terjadi, karena vulome endapan sekitar 250 juta meter kubik. Jika terjadi hujan lebat dalam waktu lama, bisa terjadi lahar di semua sungai yang berhulu di Merapi yang penuh material erupsi,” kata Surono.
Secara umum, endapan lahar teramati di semua sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi Kali Woro, Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Sat, Lamat, Senowo, Tringsing dan Apu.
Ia mengingatkan masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh oleh isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi Merapi dan banjir lahar. “Kami harap pemerintah daerah meneruskan rekomendasi ini,” pinta Surono.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi menurun, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan  gempa vulkanik, tremor dan awan panas tidak terjadi. Sedangkan gempa MP di kubah lava hanya 10 kali, setelah hari sebelumnya terjadi 52 kali.
Hasil pemantauan visual Pukul 00:00-06:00 WIB, cuaca cerah mendominasi visual sepanjang dini hari hingga pagi. Asap solfatara berwarna putih dengan intensitas tebal bertekanan lemah dengan tinggi 500 sampai 700 meter condong ke arah Selatan. Emisi gas yang bau belerang juga sangat drastis menurun tidak terdeteksi, dibanding setelah letusan 5 November yang mancapai  emisi 200-300 kiloton.
“Energi harian dari kegempaan sangat menurun, spektrum tremor dibanding sebelum dan saat letusan besar, dinamikanya menurun ke arah stabil. Kembang kempis gunung dilihat dari pengaruh magma dalam, ternyata hasil beberapa kali pengukuran tidak menunjukkan akan meletus lebih hebat dari letusan-letusan sebelumnya,” papar Surono.
Sementara itu, Syamsul Maarif menegaskan ada dua ancaman dari Merapi, yaitu awan panas dan  lahar dingin. “Kami masih tetap melakukan kegiatan tanggap darurat untuk melayani masyarakat. Kita harus tetap waspada, karena perilaku Merapi ini berbeda, seperti kubah lava yang tidak menutup dan sewaktu-waktu bisa mengancam. Begitu juga daerah-daerah aliran sungai,” tegas Syamsul.

_________
Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942        

Audio :


Peta Terbaru :

No. 115/MC.TDBM/12/2010

SIARAN PERS
No. 115/MC.TDBM/12/2010

KEGEMPAAN MERAPI TURUN
Yogyakarta, 03/12/2010 (Media Center Kominfo, 07:00)–Aktivitas kegempaan Gunung Merapi kembali menurun, Jumat (3/12) dari pukul 00:00 hingga 06:00 WIB, setelah sehari sebelumnya sempat menunjukkan peningkatan.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan  gempa vulkanik, tremor dan awan panas tidak terjadi. Sedangkan gempa MP di kubah lava meningkat hanya 10 kali, setelah hari sebelumnya terjadi 52 kali.
Hasil pemantauan visual Pukul 00:00-06:00 WIB, cuaca cerah mendominasi visual sepanjang dini hari hingga pagi. Asap solfatara berwarna putih dengan intensitas tebal bertekanan lemah dengan tinggi maksimum  700 m condong ke arah Selatan.
Sehubungan masih ditetapkannya Status Awas, penduduk tidak diperkenankan beraktivitas di sekitar alur sungai guna menghindari ancaman bahaya banjir lahar. Ancaman bahaya lahar ada di wilayah yang berada pada jarak 300 meter dari bibir semua sungai.
Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh oleh isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi Merapi dan banjir lahar.
_________
Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942