Senin, 14 Maret 2011

No. 3/MC.ARF-DIREX/03/2011


SIARAN PERS
No. 3/MC.ARF-DIREX/03/2011

PEMPROV SULUT GELAR GALA DINNER
DENGAN PESERTA ARF DiREx 2011
Senin (14/3) Pemerintah provinsi Sulut menggelar acara gala dinner dengan peserta ARF DiREx 2011 menjelang pembukaan ARF DiREx 2011 Selasa (15/3). Kegiatan yang berlangsung di kediaman Gubernuran Bumi Beringin Manado Senin malam (14/03) turut dihadiri Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menpan & RB E. E. Mangindaan, Mensos Salim Segaf Aljufrie, Menkominfo Tifatul Sembiring, Panglima TNI Laksamanan TNI Agus Suhartono, Kasal Laksamana TNI Suparno, Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo, Wakil Menlu Jepang Makiko Kikuta, Dubes Jepang Kojiro Siojiri dan Dubes Amerika Serikat Scot Marcel, Kepala BNPB Syamsul Maarif dan sejumlah pejabat tinggi sipil dan TNI lainnya.
Saat mengawali sambutannya Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang, tak lupa menyampaikan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas nama pemerintah dan masyarakat Sulut, atas peristiwa bencana alam tsunami yang melanda negara Jepang beberapa hari lalu. Peristiwa tragis tersebut mengingatkan kita semua akan peristiwa yang sama di alami Indonesia tahun lalu, yakni bencana alam tsunami di wasior dan mentawai serta bencana alam meletusnya gunung merapi di jogya. Sebab, akibat dari bencana tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa maupun korban material.
Lebih lanjut Sinyo mengemukakan, sekiranya dengan peristiwa ini masyarakat Jepang bisa secepatnya keluar dari permasalahan, sehingga perekonomian bisa berangsur pulih kembali seperti biasa. Sarundajang mengakui baik Jepang maupun Indonesia khususnya Sulut masuk dalam kawasan lingkaran api dimana bencana gunung meletus, gempa bumi, banjir dan juga tsunami kerap melanda kedua negara ini.
Sarundajang juga menyambut baik kedatang peserta baik sipil maupun militer dalam kegiatan ARF DIREx, dimana penanganan bencana ini sangat penting untuk dipelajari oleh negara-negara yang masuk kawasan yang rawan bencana. ARF DiREx merupakan wadah bersama untuk membahas sekaligus melakukan pelatihan managemen penanganan bencana dengan tujuan meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun materi.
Senada dengan Sarundajang Menkokesra Agung Laksono menegaskan latihan bersama sipil dan militer di ARF DiREx yang diikuti 20 negara kali ini sangat penting bagi negara-negara peserta. Untuk memberikan kontibusi positif dalam penanganan bencana dinegara masing-masing, ”disini kita akan belajar bersama bagaimana penangganan bencana yang sesungguhnya”. Ujar Laksono.
Kontak
Nama         : Hypolitus Layanan
Telepon     : 081311381828

No. 2/MC.ARF-DIREX/03/2011


SIARAN PERS
No. 2/MC.ARF-DIREX/03/2011

MENKOMINFO KUNJUNGI MEDIA CENTER ARF DiREx 2011

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring melakukan kunjungan ke Media Center ARF DiREx 2011 yang berlokasi di Hotel Arya Duta Manado Lantai 6. Dikunjungan yang didampingi oleh Direktorat Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik, Freddy H Tulung dan Direktur Pengelolaan Media Publik Dirjen IKP, Sadjan ini Tifatul menyempatkan diri untuk melihat segala bentuk fasilitas yang ada di media center ARF DiREx 2011. Tifatul memaparkan bahwa dalam kegiatan ARF DiREx 2011 ini Kominfo memberikan dukungan penuh terkait masalah komunikasi.

Dalam jumpa persnya Tifatul menjelaskan bahwa kegiatan Asean Regional Forum ini pada awalnya adalah satu forum ASEAN yang membahas tentang isu-isu yang berkaitan dengan kemananan dan pertahanan antar negara ASEAN, namun hal ini berkembang menjadi pembahasan mengenai bencana, “ Asean Regional Forum pada awalnya adalah satu forum yang membahas mengenai isu tentang keamanan dan pertahanan di ASEAN, namun belakangan diperluas pada isu tentang penanggulangan bencana,” papar Tifatul.

Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah kegiatan ARF DiREx ini sendiri tidak terlepas dari peran Indonesia dalam keketuaan ASEAN tahun 2011 ini. Kegiatan ini sendiri juga dijelaskan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika akan dibuka langsung oleh Wakil Presiden Boediono esok hari, Selasa (15/3). Tifatul berharap bahwa seluruh lapisan masyarakat dapt memberikan kontribusi dan mendapatkan manfaat dari kegiatan ARF DiREx 2011 ini. Tifatul juga mengatakan bahwa sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur Sulawesi Utara terkait masalah fasilitas-fasilitas yang akan dibutuhkan selama acara ARF DiREx 2011 ini berlangsung.

Terkait masalah penanggulangan bencana Tifatul memaparkan bahwa militer memegang peran yang sangat penting dalam usaha penanggulangan bencana, disamping militer sudah memiliki SOP khusus terkait penanggulan bencana, militer juga merupakan unsur yang paling mudah untuk digerakkan dalam volume besar mengingat mereka berada di dalam satu komando. Berdasarkan hal ini, maka diharapkan masyarakat sipil bisa mengambil pelajaran-pelajaran langsung dan bisa lebih matang lagi dalam pemahaman terhadap kegiatan-kegiatan menyangkut penanggulangan bencana dari kegiatan ARF DiREx 2011 ini.

Selain kegiatan ARF DiREx 2011 ini, Menteri Komunikasi dan Informatika mengatakan bahwa dalam rangka keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2011 ini nantinya ada sekitar kurang lebih 600 even ASEAN yang akan diselenggarakan di seluruh Indonesia, mulai dari pulau Sumatera hingga Papua. Hal ini dianggap oleh Tifatul sebagai kesempatan besar bagi seluruh bangsa Indonesia untuk meperkenalakan dan mempromosikan daerahnya ke level Internasional, “Saya berharap bahwa dengan kegiatan-kegiatan Indonesia dalam keketuaan ASEAN 2011 ini bisa menjadi media promosi gratis bagi daerah-daerah di Indonesia,” papar Tifatul.

No. 1/MC.ARF-DIREX/03/2011


SIARAN PERS
No. 1/MC.ARF-DIREX/03/2011

Menhan, Menko Kesra dan Menteri Kelautan dan Perikanan
Kunjungi Pulau Marampit dan Morotai

Manado (14/3) – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama dengan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad melakukan kunjungan ke Pulau Marampit dan Pulau Morotai, Senin (14/3). Kunjungan ini dilaksanakan sehari sebelum acara pembukaan ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DiREx) 2011 yang akan dibuka oleh Wakil Presiden Boediono, Selasa (15/3) di Manado.

Dalam kunjungan tersebut, turut mendampingi antara lain Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Amril Amir, S.IP, Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan Brigjen TNI Zainal Fahri Tamsis dan Danlantamal VIII Laksma TNI Agus Purwoto.

Di Pulau Marampit, Menham dan rombongan meninjau prasasti pulau terluar, berdialog dengan masyarakat dan menyerahkan bantuan berupa sembako. Sedang di Pulau Morotai, Menhan meninjau ke Kotis Satgas Yonif 509, memberikan pembekalan kepada prajurit TNI dan memberikan bantuan berupa sembako.

Kunjungan tersebut merupakan bentuk perhatian dari pemerintah terhadap pulau-pulau kecil dan terluar terutama yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Pemerintah dalam hal ini melalui Kemhan sangat menaruh perhatian terhadap wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. Pembangunan di wilayah perbatasan menjadi prioritas pembangunan pemerintah pada Kabinet Indonesia Bersatu ke II, salah satu langkahnya adalah bagaimana menjadikan wilayah perbatasan baik yang di darat maupun di laut sebagai pagar terdepan NKRI.

Khusus Pulau Morotai, sebagai pulau terluar yang menjadi pintu gerbang masuk Indonesia melalui Samudera Pasifik, bertetangga dengan Asia Timur dan berada pada jalur utama menuju Australia dan Selandia Baru, pemerintah menilai pembangunan ekonomi di Pulau Morotai dapat menjadi bagian dari pergerakan ekonomi di Asia Pasifik. Pembangunan sentra-sentra ekonomi baru di kawasan Indonesia Timur juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbungan ekonomi di wilayah tersebut.

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan juga sudah membuat rencana induk pembangunan Morotai sebagai sentra perikanan, wisata, perdagangan dan jasa. Namun demikian, pembangunan sentra ekonomi Morotai tidak dilakukan secara terburu-buru tanpa rencana dan akhirnya terbengkalai karena kurang perhitungan matang.

Pada tahun ini, Pulau Morotai ditetapkan menjadi kawasan percontohan megaminapolitan dengan pemberian konsesi pengelolaan lahan bagi investor asal Taiwan. Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah melalui pengembangan ekonomi perikanan terintegrasi  yang meliputi produksi, pengolahan dan pemasaran.

Sedangkan Kemhan sendiri telah memberikan fasilitas dan dukungan lainnya agar terjadi sinkronisasi antara kepentingan ekonomi yang didukung oleh kepentingan pertahanan. Khusus untuk wilayah Pulau Morotai, dalam merealisasikan dukungan dan kontribusi tersebut, salah satunya yakni Kemhan menyiapkan fasilitas pendaratan malam hari di wilayah Lanud Pulau Morotai. Uji coba kelayakan pendaratan malam hari di landasan tersebut telah dilakukan dengan pesawat Hercules C-130 milik TNI AU pada tahun 2010.

Pulau Morotai adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di laut Sulawesi dan berbatasan dengan negara Filipina. Pulau Marampit termasuk bagian wilayah pemerintah kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara. Pulau ini berada di sebelah timur laut dari pulau Talaud dengan koordinat 4 46’18’’ LU, 127 8’32’’ BT.

Sedangkan Pulau Morotai terletak di ujung utara Kabupaten Halmahera Utara dan merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara. Secara geografis Pulau Morotai terletak di antara 200-240 derajat LU dan 12.815-12.848 derajat BT. Pulau Morotai berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, Laut Halmahera di timur, Selai Morotai di selatan dan Laut Sulawesi di barat.

Luas wilayah Pulau Morotai adalah 2.474,94 kilometer persegi atau 10 persen dari luas wilayah daratan Kabupaten Maluku Utara. Secara administratif, Pulau Morotai sejak tahun 2002 termasuk dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara dengan ibukota kabupaten di Tobelo.