Senin, 15 November 2010

Daerah Berjarak kurang dari 20km dari Puncak Merapi

Peta Lokasi dan Jumlah Pengungsi Letusan G.Api Merapi di Wilayah Kab. Magelang (15 nov)

Peta Lokasi dan Jumlah Pengungsi Letusan G.Api Merapi di Wilayah Kota Yogyakarta (15 nov)

Foto Udara Oblique G.Api Merapi, 15 November 2010

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI TANGGAL 15 NOVEMBER 2010 PUKUL 17.59 WIB

No. 29/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No.   29/MC.TDBM/11/2010

RELAWAN DIMINTA MEMBERI BANTUAN DI ZONA AMAN
Yogyakarta, 15/11/2010 (Media Center Kominfo, 14:00) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif meminta kepada para relawan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat korban atau pengungsi Merapi yang berada di Zona aman saja.
“Saya menghimbau relawan untuk tidak memberikan bantuan di daerah yang melewati dari zona aman baru. Bantuan tetap di zona aman mengingat status Merapi masih Awas, tegasnya
Hal tersebut dikatakan Syamsul di Media Center Tanggap Darurat bencana Merapi di Jalan kenari No 14a Yogyakarta, Senin (15/11). Menurutnya hal tersebut guna mencegah agar masyarakat tidak bergerak naik ke dalam batas zona bahaya.
Seperti diberitakan sebelumnya, zona aman telah bergeser di sejumlah wilayah dari radius diluar 20 Km menjadi 10-15 Km dari puncak Gunung Merapi.
Zona kawasan aman letusan Merapi terdapat dibeberapa daerah diantaranya, untuk Kabupaten Boyolali dan Klaten zona amannya adalah diatas radius 10 Km dari puncak Merapi. Kemudian Magelang 15 Km. Sedangkan khusus untuk Kabupaten Sleman, zona aman masih tetap berada di radius 20 Km dari puncak Merapi.
Sejak kemarin hingga saat ini, masih dilakukan assesment (pengecekkan dilapangan) yang dibantu TNI/Polri untuk menilai apakah disana (zona aman 10-15 Km) ada mata air yang layak dikonsumsi serta apakah kebutuhan dasar pengungsi tersedia.
Perlu diketahui bahwa debu vulkanik memiliki tingkat bahaya yang tinggi, sementara  sumur yang ada penuh debu vulkanik. Selain itu juga perlu pertimbangan ketersediaan tempat logistik.
Hasil assesement sementara, menunjukkan di daerah Klaten, TNI/Polri kesulitan untuk memperoleh data jumlah pergerakan pengungsi dari batas aman lama ke batas aman baru.
Sementara dilaporkan ada pergerakan sekitar 15 ribu orang yang pindah ke zona aman baru. Di zona aman sebelumnya di radius 20 Km pengungsi di Klaten jumlahnya mencapai 107 ribu orang. Dan saat ini berkurang menjadi 92 ribu orang pengungsi.
“Sedangkan untuk wilayah Boyolali dan Magelang, hingga saat ini belum mendapat laporan,” tegas Kepala BNPB.
Syamsul mempersilahkan para pengungsi  bisa bergerak ke zona aman baru namun tidak menyertakan kelompok-kelompok yang rentan seperti anak-anak, orang tua dan perempuan, mengingat dapat dipastikan zona aman baru masih akan dipenuhi oleh debu Vulkanik.
“Masyarakat yang ingin bergerak ke zona baru silahkan tapi tinggalkan kelompok rentan, anak, perempuan, orang tua. Mengingat daerah tersebut masih penuh dengan debu vulkanik,” ujarnya.
Untuk membantu upaya pergerakan pengungsi, pihaknya menyiapkan kendaraan untuk pengantaran dan penjemputan.
Sementara upaya untuk mengantisipasi banjir lahar dingin, saat ini sudah dipasang sistem peringatan dini di 3 sungai yakni Kali Kuning, Gendol dan Boyong agar informasi mengenai adanya lahar dingin bisa cepat sampai ke masyarakat.
Syamsul menegaskan, hari ini dilakukan latihan pengantisipasian bencana lahar dingin guna mencoba sejauh mana efektifitas dari alat sistem peringatan dini tersebut. Latihan melibatkan TNI/Polri beserta pihak dari ESDM, PU dan Perguruan Tinggi.
Syamsul juga meminta agar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serau-Opak, Ir Bambang Hargono, untuk segera memeriksa debris atau penghambat aliran sungai yang ada. Karena debris merupakan skenario yang paling mengancam jika ada lahar dingin karena dapat memporak-porandakan apa saja yang berada dibawah aliran sungai termasuk rumah dan jembatan.
_________

Kontak         : Sukosono, MC Kominfo-BNPB
Hp               : 081218056690

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI TANGGAL 15 NOVEMBER 2010 PUKUL 11.59 WIB

No. 28/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 28/MC.TDBM/11/2010

AKTIVITAS MERAPI TETAP TINGGI DIBAWAH ANCAMAN AWAN PANAS DAN LAHAR

Yogyakarta, 15/11 (11:17 WIB) Senin pagi ini, aktivitas Merapi dilaporkan masih tetap tinggi. Tercatat hingga pukul 06:00 WIB telah terjadi empat kali gempa vulkanik, delapan kali guguran dengan tremor beruntun. Meski tidak terpantau adanya awan panas yang meluncur dari puncak Merapi, namun status Merapi masih berada pada status Awas (level 4) dengan ancaman langsung berupa awan panas dan ancaman tidak langsung berupa lahar. BPPTK meminta agar kegiatan penduduk yang berjarak 300 meter di sepanjang sungai-sungai yang berhulu dipuncak Merapi ditiadakan, sehubungan dengan kemungkinan ancaman banjir lahar dingin yang diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini.

Cuaca berkabut mendominasi situasi sekitar Merapi dimana angin bertiup dari Timur ke Barat. Asap putih keabuan hingga putih kecoklatan dengan tinggi asap 800 meter terpantau di arah Barat Laut. Sementara suara gemuruh sudah tidak terdengar lagi dari gunung yang telah memuntahkan 140.000.000 meter kubik material ini. Api diam terekam dari CCTV di Pos Pengamatan Ketep, Magelang pada pukul 03:19 – 04:28 WIB.

Jarak luncur awan panas hari Senin ini masih relatif sama dengan kemarin, dimana Kapubaten Sleman adalah wilayah yang terkena luncuran awan panas dengan jarak terjauh yaitu 14 Km di Kali Gendol. Sementara jarak luncur lahar panas di Kali Boyong mencapai 10 Km dan Kali Kuning mencapai 7 Km. Di Kabupaten Magelang tercatat jarak luncur awan panas di Kali Bebeng adalah 11,5 Km, Kali Bedog 8,5 Km, Kali Sat 7 Km, Kali Senowo 6 KM, Kali Lamat 5 Km dan Kali Trising adalah 3 KM. Sementara luncuran awan panas di Kali Apu Boyolali berjarak 4 KM dan Kali Woro Klaten berjarak 7 Km.

Asap putih hingga putih kecoklatan dengan tekanan berfluktuasi sedang hingga kuat setinggi ratusan meter hingga seribu meter terpantau saat puncak Merapi tidak tertutupi oleh kabut.

Walaupun jarak radius aman sudah mulai dikurangi, namun pihak BPPTK tetap meminta agar seluruh masyarakat tetap berada di zona aman di luar radius 20 Km dari puncak Merapi dan juga meminta masyarakat agar senantiasa mengikuti arahan dari pemerintah setempat terkait usaha penyelamatan diri dari ancaman erupsi gunung Merapi. Masyarakat juga dimohon tidak mudah percaya terhadap isu-isu mengenai bencana gunung berapi yang beredar melalui sms ataupun jejaring sosial lainnya.
_________

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Sukosono, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 081218056690

2010-11-15 Update Zonasi Ancaman Merapi BNPB

Peta Rekapitulasi Korban Merapi 2010-11-12

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI TANGGAL 15 NOVEMBER 2010 PUKUL 05.59 WIB

No. 27/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 27/MC.TDBM/11/2010

INTENSITAS MERAPI MASIH TINGGI

Yogyakarta, 15/11 (07:10 WIB) Hasil pengamatan dan pantauan BPPTK sepanjang hari Minggu, 14 November 2010 pukul 00:00 hingga pukul 24:00 WIB menunjukkan bahwa erupsi tetap terjadi di Merapi dengan intensitas tinggi. Dengan 31 kali gempa vulkanik, 38 kali guguran, dua kali awan panas yang meluncur sejauh 4 km terpantau dari puncak Merapi. Sehingga status Merapi sampai saat ini masih berada dalam situasi Awas dengan ancaman berupa lahar dan awan panas.

Cuaca di Puncak Merapi Minggu pagi kemarin tampak cerah dengan asap berwarna coklat bertekanan rendah dengan tinggi 1000 m. Pengamatan dari Pos Ketep asap mengarah ke Barat Daya pada pukul 17:14 WIB. Sepanjang hari ini gemuruh Merapi sudah tidak terdengar lagi, namun api diam teramati sepanjang dini hari dan pukul 11:41 sampai 11:51 WIB. Sementara kabut pekat terpantau dari sisi utara Gunung Merapi. Terjadi hujan Abu di Pos Ketep pukul 11:19 WIB.

Kemarin, cuaca berkabut pekat teramati pada pagi hari pukul 08:55 WIB di sebelah Utara Gunung Merapi, namun cuaca dominan cerah walau tetap diselingi oleh kabut-kabut pekat. Kondisi endapan lahar di semua sungai yang berhulu di gunung Merapi telah teramati, aliran lahar juga teramati telah sampai di Rejodani, Sleman dengan material batuan yang mengendap masih dalam fragmen kecil.

Jarak luncur awan panas sendiri bervariasi di masing-masing daerah, Kapubaten Sleman adalah wilayah yang terkena luncuran awan panas dengan jarak terjauh yaitu 14 Km di Kali Gendol. Sementara jarak luncur lahar panas di Kali Boyong mencapai 10 Km dan Kali Kuning mencapai 7 Km. Di Kabupaten Magelang tercatat jarak luncur awan panas di Kali Bebeng adalah 11,5 Km, Kali Bedog 8,5 Km, Kali Sat 7 Km, Kali Senowo 6 KM, Kali Lamat 5 Km dan Kali Trising adalah 3 KM. Sementara luncuran awan panas di Kali Apu Boyolali berjarak 4 KM dan Kali Woro Klaten berjarak 7 Km.

_________

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Sukosono, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 081218056690