Selasa, 07 Desember 2010

No. 129/MC.TDBM/11/2010


No. 129/MC.TDBM/11/2010


BNPB FOKUS ANTISIPASI BANJIR LAHAR

Yogyakarta, 07/12/2010 (Media Center Kominfo, 18:00)–Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memfokuskan kesiapsiagaan terhadap ancaman banjir lahar. Apalagi belakangan ini, curah hujan cukup tinggi di Gunung Merapi, tempat beberapa sungai yang melintasi Yogyakarta dan Magelang, berhulu.
Mengingat Masa Tanggap Darurat yang akan habis pada tanggal 9 Desember 2010, jadi pada saat ini, BNPB akan lebih fokus kepada kesiapsiagaan adanya bencana lahar,” ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif yang ditemui  di sela-sela peninjauan ke Posko Pengungsian Bencana Merapi Korps Marinir di Lapangan Tembak Plempungan, Salaman, Magelang Jawa tengah, Selasa (7/12).
Ia mengatakan BNPB kini menyiapkan early warning system serta penyuluhan-penyuluhan bagi korban Merapi. Diharapkan, hal ini mampu meminimalisasi korban apabila terjadi bencana serupa di kemudian hari.
“Apabila terjadi bencana kembali, maka pemda harus membuat Status Tanggap Darurat kembali agar mempermudah pengeluaran dana (on call), karena dana on call dapat digunakan hanya pada Masa Tanggap Darurat,” jelas Syamsul.
Sementara itu, posko pengungsian di Lapangan Tembak Plempungan saat  ini sudah tidak menampung pengungsi lagi. Kepala BNPB mendapat penjelasan kondisi terkini posko dari Komandan Satuan Tugas Bencana Merapi TNI AL Kol (Laut) Agus Sulistyo dan Letnan Kolonel (Laut) Andy Shantyo Prabowo, yang mengomandani posko Plempungan.
Prestasi dari pasukan marinir yang bertugas di posko ini adalah revitalisasi RSUD Muntilan yang sempat lumpuh karena tertimbun pasir vulkanik. Selain itu, juga membantu operasional keperawatan dan pelayanan medis terhadap pasien dengan memnerikan rasa aman, baik kepada pasien maupun pegawai medis yang sebagian besar sempat mengungsi. “Saat kami masuk, sekitar 80 pegawai medis di rumah sakit ini tidak ada,” ujar Kolonel Andy.
Selain di bidang kesehatan, personel TNI AL juga terlibat dalam kegiatan sekolah lapangan dan pendidikan anak usia dini (PAUD). Program peduli anak korban bencana ini bertujuan mengatasi trauma anak-anak yang kehilangan anggota keluarga mereka.
Saat ini, sekitar 800 marinir bersiap-siap untuk kembali ke pos masing-masing. “Hingga kini kami belum dapat informasi. Tapi, saya dan teman-teman tetap bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta dan Surabaya. Tugas kami memang hingga 9 Desember 2010,” kata Syamsul Arief, personel TNI AL yang bertugas di Lapangan Tembak Plempungan sejak 6 November 2010.
Selama di posko, ia dan rekan-rekannya banyak membantu evakuasi warga dari sekitar Gunung Merapi ke tempat pengungsian. Ada hampir 3.000 pengungsi yang sempat menempati Lapangan Tembak Plempungan.
Fajar, personel lainnya, menambahkan mereka semua juga dilibatkan melakukan pembersihan Candi Borobudur, RSUD Muntilan, Kantor Camat Muntilan, RS Tentara Muntilan maupun jalan-jalan dan jembatan di sekitar Magelang. “Kami suka dan bangga, karena bisa membantu masyarakat yang terkena bencana,” katanya.
Pantauan di sepanjang perjalanan ke Posko Pengungsian Lapangan Tembak Plempungan,  roda perekonomian telah berjalan normal. Pasar-pasar di sepanjang Jalan Pemuda Muntilan telah beroperasi, walaupun saat ini merupakan Hari Libur Nasional 1 Muharam 1432 H.
Sedangkan di beberapa jembatan yang menyeberangi Kali Pabelan dan Kali Putih, banyak terlihat warga bergerombol.  Warga ingin melihat aliran lahar yang sempat beberapa kali meluap ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan waktu yang cukup lama di hulu yang berada di Gunung Merapi.

_________


Kontak         : HartjeWinerungan, KabidHumas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942        

No. 128/MC.TDBM/11/2010


No. 128/MC.TDBM/11/2010


10 HARI MERAPI TENANG, 24.640 WARGA MASIH DI PENGUNGSIAN

Yogyakarta, 07/12/2010 (Media Center Kominfo, 09:00)–Selama 10 hari terakhir, kegempaan Gunung Merapi tidak menunjukkan aktivitas yang signifikan. Seiring tenangnya Merapi dan pasca penurunan status dari Awas ke Siaga sejak Jumat (3/12) lalu, jumlah warga yang masih tinggal di pos-pos pengungsian tersisa 24.640 jiwa.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan aktivitas Gunung Merapi terus menurun. Hingga Selasa (7/12), gempa vulkanik hanya terjadi satu kali, sedangkan tremor sama sekali tidak terjadi sejak beberapa hari terakhir. Hanya gempa MP di kubah lava yang masih kerap terjadi, yakni pada  Sabtu (4/12) terjadi 32 kali, Minggu (5/12) 21 kali dan Senin (6/12) 70 kali. Demikian pula gempa guguran yang terpantau cukup sering, yakni 102 kali pada Hari Senin.
Merapi tetap berada dalam Status Siaga (Level 3). Hasil pemantauan visual di Pos Krinjing dan Selo, asap solfatara teramati berwarna putih tebal bertekanan lemah dengan ketinggian 200 meter condong ke utara.
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi Kali Woro, Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Sat, Lamat, Senowo, Tringsing dan Apu.
Dalam Status Siaga, ancaman bahaya primer awan panas kemungkinan masih terjadi dalam skala kecil dan diperkirakan ke arah sektor selatan meliputi Kali Gendol, Kuning dan Boyong. Demikian pula dengan ancaman tidak langsung berupa lahar di wilayah yang berada pada jarak 300 meter dari bibir semua sungai.
Masyarakat tidak diperkenankan melakukan kegiatan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yakni 2,5 km meter dari puncak Gunung Merapi, terutama meliputi Kecamatan Cangkringan dan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Mengingat ancaman bahaya awan panas, masyarakat juga tidak diperkenankan melakukan kegiatan pendakian.
Sementara itu, data di Pusat Krisis Badan Nasional Penanggulangan Bencana Merapi mencatat jumlkah pengungsi masih tersisa 24.640 orang di 145 titik pengungsian. Di DI Yogyakarta, tercatat 18.242 yang tersebar di 100 titik pengungsian. Sedangkan di Jawa Tengah, dari 45 titik pengungsian, masih terdapat  6.398 pengungsi. Jumlah ini jauh jauh berkurang dibandingkan data pada Hari Minggu (5/12) dimana total jumlah pengungsi masih sekitar 47.486 orang.

_________

Kontak         : HartjeWinerungan, KabidHumas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942