Sabtu, 20 November 2010

No. 52/MC.TDBM/11/2010


SIARAN PERS
No.   52/MC.TDBM/11/2010

KOMINFO SEGERA LUNCURKAN FILM SISTEM PERINGATAN DINI GEMPA

Yogyakarta, 20/11/2010 (Media Center Kominfo, 14:00) – Indonesia merupakan wilayah rawan bencana, terutama gempa. Guna memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bencana, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) segera meluncurkan film early warning system (EWS).
“Kami hampir merampungkan film early warning system tentang gempa. Jadi kita ada cerita Indonesia rawan gempa dan apa itu gempa serta apa yang terjadi kalau gempa menimpa salah satu kawasan,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring kepada wartawan saat berkunjung ke Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Jalan Kenari No 14a Yogyakarta, Sabtu (20/11).
Film tentang bencana alam ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat gempa. Film ini nantinya akan diputar di seluruh wilayah di Indonesia, bekerjasama dengan Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) supaya bisa diambil langkah-langkah  apabila bencana benar-benar terjadi. “Akan diputar di sekolah-sekolah dan perkantoran di seluruh Indonesia bekerjasama dengan instansi yang terkait,” katanya.
Jika masyarakat sadar akan bahaya gempa, kata Tifatul, maka tentunya akan menekan jumlah korban, khususnya yang meninggal dunia.
Lalu Menkominfo menceritakan bencana tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi di Aceh beberapa tahun lalu. Korban jiwa mencapai 250.000 orang meninggal dunia. Dari banyaknya jumlah korban itu, ada suatu wilayah yang bernama Kabupaten Simeuleu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang hanya sedikit jumlah korban meninggalnya. Korbannya hanya belasan orang saja, padahal jumlah penduduknya mencapai 181.000 jiwa.
Mengapa sedikit, kata Tifatul, karena masyarakat di sana mempunyai kearifan lokal. Sejak dulu, melalui sajak dan syair tradisional, mereka telah diberi pemahaman mengenai apa yang harus dilakukan saat air laut surut, ikan datang dan gempa terjadi. Mereka berlarian ke atas bukit untuk menyelamatkan diri. “Ternyata ada kearifan lokal. Itu ditunjukkan melalui syair dan lagu. Karena tsunami pernah terjadi ratusan tahun yang lalu di sana,” katanya.
__________
Kontak         : Selamatta Sembiring, Kementerian Kominfo
Hp               : 0812 8334 942

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781

Tidak ada komentar:

Posting Komentar