KEPUTUSAN PENGURANGAN DAERAH BAHAYA MERAPI PER 19 NOVEMBER 2010
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pukul 00:00-12:00 WIB erupsi masih berlangsung meski dengan intensitas yang menurun. Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara instrumental dan visual.
1. Kegempaan
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut:
Jenis Gempa | 17 Nov 2010 | 18 Nov 2010 | 19 Nov 2010 |
00:00-24:00 WIB | 00:00-24:00 WIB | 00:00-12:00 | |
Vulkanik | 22 | 57 | 7 |
MP | - | - | - |
LF | - | - | - |
Tremor | beruntun | Beruntun | beruntun |
Guguran | 8 | 6 | 4 |
AP (Awanpanas) | - | 1 | - |
Tektonik | 3 | 2 | 1 |
2. Deformasi
Data dari tiltmeter menunjukkan deformasi yang fluktuatif namun tidak menunjukkan adanya inflasi (penggembungan) yang signifikan. Pemantauan deformasi dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) geodetik menunjukkan adanya deflasi (penurunan) di kaki G. Merapi sebelah Tenggara.
3. Visual
Petugas dari pos pengamatan G. Merapi melaporkan, cuaca sejak dini hari hingga siang hari selalu diselimuti kabut tipis hingga pekat, mendung, dan terjadi hujan dengan intensitas rendah hingga sedang. Saat kabut tipis, puncak G. Merapi dapat terlihat samar, dengan penampakan visual, sebagai berikut: asap solfatara berwarna putih hingga kecoklatan tebal dengan tinggi maksimum 600 m bertekanan lemah hingga sedang condong ke Barat hingga Barat Daya teramati dari pos Tempel dan Ketep. Terjadi hujan abu tipis pada pukul 01:28 WIBdan 06:10 WIB di Ketep. Dari CCTV Delas dan Museum terekam cuaca kabut sejak dini hari hingga siang hari.Terekam asap solfatara keabuan hingga kecoklatan bertekanan lemah dengan tinggi maksimal 80 m condong ke Barat hingga Barat Daya.
Awas Lahar
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi K. Woro, K.Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. tringsing, dan K. Apu.
Kesimpulan
Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas G. Merapi masih tinggi. Maka stastus aktivitas G. Merapi pada tingkat AWAS (Level 4). Ancaman bahaya langsung erupsi G.Merapi berupa awanpanas dan ancaman tidak langsung berupa lahar. Terhitung tanggal 19 November 2010 pukul 12:00 WIB, wilayah yang aman bagi parapengungsi adalah sebagai berikut: Kab. Sleman: sebelah Timur K. Boyong di luar 15 km, sebelah Barat K. Boyong di luar 10 km dari puncak G. Merapi. Kab. Magelang di luar 10 km daripuncak G. Merapi. Kab. Boyolali di luar 5 km dari puncak G. Merapi. Kab Klaten di luar 10 km dari puncak G. Merapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar