Selasa, 16 November 2010

No. 33/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 33/MC.TDBM/11/2010

BNPB TINJAU DAM SABO DI KALI GENDOL
Yogyakarta, 16/11/2010 (Media Center Kominfo, 14:00) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif beserta pihak terkait, meninjau langsung lokasi Dam Sabo yang berada di aliran Kali Gendol di sekitar kawasan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Didampingi, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Bambang Hargono beserta rombongan, Syamsul mengatakan, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktifitas disekitar Kali Gendol.
Dam Sabo yang ditinjau BNPB dan rombongan berada pada Dam ke 16 dari 22 Dam Sabo yang berada di sepanjang aliran Kali Gendol yang letaknya di Dusun perbatasan Morangan-Plumbon, Kelurahan Sindu Martani, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman, Yogyakarta Selasa (16/11).
Dam sabo ke 16 adalah Dam terakhir yang dialiri Debris atau material vulkanik dari erupsi Merapi yang bercampur dengan air, pasir, lumpur, batu, batang pohon yang terseret arus dari puncak Gunung Merapi Jumat lalu.
Sebelum meninjau Dam ke 16, Syamsul juga meninjau Dam ke 17 yang berada di Dusun Bangsan, Kelurahan Bimo Mertani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Di Dam ini lokasinya tidak terkena Debris dan terpantau aliran sungai masih normal dan airnya nampak jernih.
Syamsul menambahkan, saat ini lahar dingin yang menumpuk disepanjang sungai belum diangkat, karena kondisinya masih panas.
“Jangankan mengangkatnya untuk memasuki area tersebut belum ada yang berani, bahkan udara disekitarnya masih panas, sehingga menunggu kondisi lebih memungkinkan,” katanya.
Pihaknya belum mengijinkan masyarakat untuk berada disungai,  karena masih berbahaya dan dibawa lahar dingin tersebut masih terdapat api yang mencapai panas 400 derajat celcius.
“Itu masih terlihat asapnya,” kata Syamsul sambil menujukkan jarinya kearah pohon kayu besar yang masih terbakar lahar dan menyangkut di Sabo.
Setelah kondisinya normal atau sudah tidak panas lagi, masyarakat diperbolehkan untuk menambang pasir dan batuan yang ada  disana.
Sementara Bambang Hargono mengatakan, fungsi lain dari Sabo tersebut adalah menahan debris yang dapat digunakan masyarakat untuk menambang pasir, batu dan kayu serta penghubung jalan antar desa.
Meski demikian penambang harus meminta ijin kepada pemda terkait, karena jangan sampai penambang merusak kondisi sungai yang berdampak kepada kondisi dari wilayah sungai atau mengambil terlalu jauh ke dasar sungai dan tanggul sungai .
Menurutnya, ijin penambangan bisa diperoleh dari pemda, sementara ijin teknis dari Balai Besar PU Daerah istimewa Yogyakarta.
Pihaknya saat ini sedang mengecek kondisi Sabo guna memaksimalkan efetivitasnya menahan laju turunnya lahar dingin. Sabo banyak membantu, sehingga bahayanya tidak terlalu besar di daerah hilir sungai.
Dari sekitar 15 sungai yang mengalir dari Gunung Merapi telah dibangun 244 Sabo dari hampir 300 sabo yang segera dibangun disepanjang sungai tersebut.
Selain itu, BNPB bersama dengan PU juga sudah dan tengah memasang alat atau sistem peringatan dini guna menginformasikan secara cepat kepada masyarakat di hilir apabila banjir lahar dingin sewaktu-waktu terjadi.
_________

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Sembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 08128334942

Tidak ada komentar:

Posting Komentar