Jumat, 12 November 2010

No. 18/MC.TDBM/11/2010



SIARAN PERS
No. 18/MC.TDBM/11/2010

HERU LELONO: PENANGGULANGAN BENCANA MERAPI SAAT INI FOKUS TANGGAP DARURAT

Yogyakarta (12/11/2010, 20:00 PM) Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan Komunikasi, Heru Lelono, menyatakan bahwa saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) fokus pada tahap tanggap darurat, yaitu berusaha menyelamatkan nyawa sebanyak-banyaknya dari ancaman letusan Gunung Merapi.

“Saat ini adalah tahap tanggap darurat, sedangkan tahap rekonstruksi dan rehabilitasi akan dilaksanakan setelah tahap tanggap darurat selesai dan status Awas Gunung Merapi diturunkan, serta ancaman dari terjadinya letusan Gunung Merapi sudah tidak ada lagi,” katanya dalam dialog di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Yogyakarta, Jumat (12/11), yang disiarkan langsung oleh RRI 100,2 FM.

Menurutnya, acaman letusan Merapi saat ini bukan hanya lontaran batu pijar, pasir panas, awan panas dan abu vulkanik saja, namun juga gelombang lahar dingin melalui beberapa aliran sungai yang ada di lereng Merapi.

Karena itu, katanya, masyarakat yang saat ini masih ada di dalam radius 20 km dari puncak Merapi harus segera ke luar  dan berada dalam radius aman sesuai yang direkomendasikan Kepala Badan Vulkanologi dan Geologi, Dr Surono, yang menyatakan bahwa radius aman saat ini adalah di luar radius 20 km dari puncak Merapi.

Ia membenarkan pernyataan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X yang menyatakan bahwa masyarakat di lereng Merapi harus berada di luar radius 20 km dari puncak Merapi yang merupakan daerah aman. “Benar bahwa Kota Yogyakarta sangat aman, kecuali wilayah di dalam radius 20 km dari puncak Merapi,” katanya.

Ia meyakinkan bahwa pemerintah telah menyiapkan diri untuk melaksanakan proses rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-letusan Merapi setelah nanti diperoleh data selengkapnya mengenai daerah terdampak.

Daerah Bencana

Pada kesempatan itu Heru Lelono juga menyatakan bahwa kini terbukti Indonesia adalah merupakan daerah bencana, karena beberapa wilayah secara bergantian mengalami bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir, tsunami dan meletusnya gunung berapi. “Paling tidak saat ini terdapat 19 gunung berapi di Indonesia yang sangat aktif dan memerlukan kewaspadaan tinggi,” katanya.

Selain itu, terbukti juga bahwa saat ini telah terjadi iklim ekstrim di dunia, termasuk melanda Indonesia, indikatornya adalah terjadinya hujan terus menerus sejak Januari 2010 lalu. Hal ini sangat mungkin terjadi karena semakin panasnya bumi yang mengakibatkan mencairnya gunung es di daerah kutub dan naiknya permukaan laut.

Dengan demikian, katanya, tidak ada pilihan lain bagi pemerintah dan rakyat Indonesia, selain mempersiapkan diri menghadapi segala ancaman bencana, termasuk membeli peralatan early warning system dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.




Polri Harus Usut SMS Yang Meresahkan
Heru Lelono juga meminta Kepala Polri dan jajarannya mengusut orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan informasi bohong melalui SMS sehingga menimbulkan keresahan masyarakat, pengungsi. “Diperlukan ketegasan polisi untuk mengusut dan menindaknya secara hukum,” katanya.

Ia mendukung sepenuhnya langkah Kementerian Kominfo RI yang membangun layanan SMS Broadcast dan melengkapi peralatan informasi dan komunikasi di beberapa posko pengungsi, baik di DIY maupun di Jawa Tengah, sehingga masyarakat dan pengungsi lebih mudah memperoleh informasi.

“Sangat strategis juga Kemenkominfo RI dan BNPB membangun Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Yogyakarta, sehingga masyarakat bisa memperoleh informasi yang benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Menurutnya, BNPB telah bekerja keras untuk melakukan tahap tanggap darurat bencana Merapi, termasuk membangun peralatan early warning system di beberapa sungai di lereng Merapi, hal ini karena masih besarnya ancaman sekunder berupa gelombang lahar dingin melalui sungai yang ada di lereng Merapi.

“Ini sebuah kerja besar BNPB yang didukung pemerintah daerah di DIY dan Jateng, TNI dan Polri serta para relawan, karena itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan dukungan dan kerja sama seluruh masyarakat dalam menanggulangi bencana Merapi,” kata Heru Lelono
_________

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Sukosono, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 081218056690

Tidak ada komentar:

Posting Komentar