Jumat, 12 November 2010

No. 17/MC.TDBM/11/2010




SIARAN PERS
No. 17/MC.TDBM/11/2010

HINGGA JUMAT SIANG AKTIVITAS MERAPI TETAP TINGGI

Yogyakarta, 12/11 (Media Center Kominfo) Berdasarkan pengamatan dan pemantauan secara instrumental dan visual yang dilakukan pada hari Jumat (12/11) pukul 00:00 hingga 12:00 WIB, erupsi masih berlangsung meski dengan intensitas yang menurun.

Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi, Badan Badan Geologi, Kementerian Energi Sumberdaya Mineral RI di Yogyakarta, Jumat (12/11) siang, sejak Jumat dinihari hingga Jumat siang pukul 12.00 WIB, tidak terjadi gempa vulkanik, tidak seperti hari Rabu (10/11) dan Kamis (11/11) yang terjadi gempat vulkanik masing-masing lima kali dan satu kali.

Namun gempa tremor terus terjadi secara beruntun, sama seperti dua hari sebelumnya, demikian juga intensitas guguran tetap terjadi selama 10 kali, menurun dibanding Kamis (10/11) yang terjadi guguran sebanyak 17 kali. Awan panas sama sekali tidak terlihat, sedangkan gempat tektonik pada hari Jumat terjadi dua kali, dengan pusat gempa di daerah Ambon.







Perbandingan aktivitas Gunung Merapi dalam tiga hari terakhir:


 No

Jenis Gempa
Rabu,
10 November 2010
Kamis, 11 November 2010
Jumat,
12 November 2010
00.00-24.00 WIB
00.00-24.00 WIB
00.00-12.00 WIB
1
Vulkanik
5
1
-
2
MP
-
-
-
3
LF
-
-
-
4
Tremor
Beruntun
Beruntun
Beruntun
5
Guguran
9
17
10
6
Awan panas (AP)
1
1
-
7
Tektonik
-
-
2

Menurut Surono, secara visual, berdasarkan laporan dari Pos Ketep, cuaca cerah di seputar Merapi cerah hingga siang, sehingga terlihat asap berwarna putih dan coklat ke luar dari puncak Gunung Merapi menuju ke arah selatan, barat, barat daya, hingga barat laut dengan ketinggian mencapai 1.000 meter, namun dengan tekanan yang lemah.

Suara dengan intensitas lemah hingga sedang masih terdengar dari daerah Kaliurang. Masih tejadi hujan abu tipis di Jalan Ring Road Barat Yogyakarta pada pukul 09:50 WIB dan 11:34 WIB, katanya.

Gempa tektonik dengan kekuatan 5,8 SR dengan pusat gempa di Laut Banda, sejauh 375 km di bagian tenggara Ambon, dengan kedalaman 151,2 km pada pukul 11:14 WIB, meski sejauh ini belum memengaruhi aktivitas Gunung Merapi.

Secara umum endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi dari arah tenggara, selatan, barat daya, barat, hingga barat laut, meliputi Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Tringsing, dan Kali Apu.

Lahar di Kali Boyong telah terendapkan di Dusun Kardangan, Desa Purwobinangun, Kabupaten Sleman yang berjarak 16 km dari puncak Gunung Merapi. Lahar di Kali Kuning telah mengisi penuh Jembatan Sidorejo di Dusun Sidorejo, Desa Hargobinangun, yang berjarak 9,5 km dari puncak Merapi. Sedangkan di alur Kali Gendol, lahar telah mengisi penuh dam di Dusun Morangan, Desa Sindumartani, yang berjarak 16,5 km dari puncak Merapi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 12 November 2010 dari pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 12:00 WIB, menurut Surono, aktivitas Gunung Merapi masih tetap tinggi. Dengan kondisi tersebut, maka status aktivitas Gunung Merapi tetap pada tingkat Awas. Ancaman bahaya Gunung Merapi pada kondisi saat ini dapat berupa awan panas dan lahar.

Rekomendasi

Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik Gunung Merapi dan status yang masih ditetapkan pada level Awas, maka Badan Geologi, Kementerian ESDM merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Agar dilakukan penyelidikan abu gunung api yang dapat berpotensi mengganggu jalur penerbangan dari dan ke Lapangan Udara Internasional Adisucipto di Yogyakarta.

2. Tidak ada aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awan panas dan lahar) yang berhulu di Gunung Merapi sektor tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut dalam jarak 20 km dari puncak Gunung Merapi, meliputi Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu.

3. Segera memindahkan masyarakat yang masih berada di permukiman di lereng Merapi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak Gunung Merapi.

4. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi.

5. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awan panas, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

6. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar yang mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Gunung Merapi, dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

_________

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Sukosono, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 081218056690

Tidak ada komentar:

Posting Komentar