Senin, 29 November 2010

No. 95/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 95/MC.TDBM/11/2010

PEMANDU WISATA INGIN ADA TITIK AMAN MERAPI

Yogyakarta, 29/11/2010 (Media Center Kominfo, 11:00)–Puluhan pemandu wisata, yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia DI Yogyakarta, berharap pemerintah bisa menentukan titik-titik yang aman untuk dikunjungi di sekitar Gunung Merapi.
Selain para pengungsi dari lereng Merapi yang menjadi korban langsung, industri pariwisata juga merupakan korban sekunder dari erupsi Gunung Merapi. “Kami sangat prihatin dengan penderitaan warga lereng Merapi. Tapi, kami juga sebagai korban sekunder dari bencana ini. Dengan terjadinya bencana, kami jadi jobless,” ujar Budiharto, anggota HPI, dalam kunjungan di Media Center Tanggap Darurat Merapi Jalan Kenari No 14 A, Yogyakarta, Minggu (29/11).
Mewakili puluhan rekan-rekannya, Budiharto mengaku resah dengan adanya pemberitaan di media massa yang memberitakan ada warga mamasang spanduk berisikan larangan memasuki lokasi tertentu. Berita semacam itu, menurutnya, menimbulkan situasi mencekam bagi siapapun yang membacanya.
Atas kondisi itulah, lanjut Budiharto, HPI berharap melalui Media Center dapat disebarluaskan pemberitaan yang lebih kondusif. Semisal disampaikan kepada para wisatawan agar bersabar menunggu situasi aman. “Setelah tanggap bencana ini usai, kami ingin membawa wisatawan. Tentunya banyak sekali wisatawan yang tertarik dengan Lava Tour. Kalau situasi normal, Lava Tour itu sangat menarik,” jelasnya.
Intinya, tambah Budiharto, pihaknya tidak ingin terjadi konflik antara pemandu wisata dan warga di lereng Merapi. Sehingga, butuh peran pemerintah, khususnya Pemda Sleman, untuk dapat memetakan titik-titik mana yang bagus untuk dikunjuungi, sekaligus aman dengan akesibiltas terjangkau. “Kalau itu sudah teridentifikasi, sangat membantu industri pariwisata untuk merancang paket wisata ke lereng Merapi dan daerah yang tidak bersinggungan dengan warga yang saat ini masih sensitif,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, juru bicara Media Center tanggap Darurat Merapi Selamatta Sembiring mengatakan sangat memahami apa yang menimpa industri pariwisata akibat erupsi Gunung Merapi sejak 26 Oktober 2010. Namun, ia menegaskan larangan aktivitas di sekitar Merapi bukan hanya sektor kepariwisataan saja. “Status Merapi masih Awas, sehingga siapapun tidak diperbolehkan untuk kegiatan apapun. Kita tunggulah Status Awas ini turun dulu,” jelasnya.
Ditambahkan, jika keadaan nanti benar-benar sudah aman, Dinas Pariwisata setempat dipersilakan memanfaatkan Media Center Tanggap Darurat Merapi untuk memberikan keterangn kepada media massa terkait pemetaan lokasi mana saja yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. “Sekaligus bisa pula nanti dijelaskan kepada media bahwa kedatangan wisatawan akan memulihkan perekonomian, termasuk perekonomian masyarakat sekitar. Kita masih wait and see,” tegas Sembiring.
_________
Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar