Senin, 29 November 2010

No. 100/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 100/MC.TDBM/11/2010

SATU JAM SEBELUM BANJIR LAHAR WARGA BANTARAN CODE SUDAH TAHU

Yogyakarta, 26/11/2010 (Media Center Kominfo, 21:30)-Sekitar satu jam sebelum banjir lahar, warga yang tinggal di sepanjang bantaran Kali Code Kota Yogyakarta sudah mengetahui akan ancaman tersebut.
“Banjir lahar ini sesuatu yang bisa diprediksi, trigger-nya kalau ada hujan dari utara dalam intensitas tinggi diikuti dalam waktu yang lama,  maka lahar pasti terbawa,” jelas Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Media Center Tanggap Darurat Merapi Jalan Kenari No 14 A Yogyakarta, Senin (29/11) malam.
Haryadi menjelaskan petugas di kota sudah mendapatkan informasi dari titik pantau di utara (kawasan hulu sungai di Gunung Merapi) bahwa pada pukul 16:30 WIB telah terjadi kenaikan debit air setinggi 120 cm. Padahal, normalnya hanya sekitar 50 hingga 70 cm. Dilaporkan pula, lanjutnya, air bercampur lumpur dan pasir. “Jadi warga segera diminta menyingkir dari kawasan rawan bahaya,” katanya.
Sedangkan meluapnya banjir lahar di Kali Code terjadi mulai pukul pukul 17:30 sampai 19:30 WIB. Wilayah bantaran Kali Code kedatangan air dalam jumlah cukup besar dengan arus deras diikuti material pasir dan lumpur. Yang paling menonjol di Jembatan Gondolayu dan sebagian wilayah Sayidan. Air meluap hingga ke rumah warga.
Informasi awal banjir lahar ini juga diakui Kadiharto, warga Danurejan Juminahan, yang rumahnya digenangi air bercampur lahar dingin hampir setinggi lutut. “Saya segera ungsikan anak dan istri ke atas (daerah aman). Tadi airnya deras sekali. Sekarang sudah mulai surut,” katanya yang saat ditemui masih sibuk membersihkan lumpur dari rumahnya.
Setelah pukul 19:30, air berangsur surut. Meski demikian, ujar Wakil Walikota, memang sempat terjadi kepanikan di sejumlah jembatan yang melintasi kali Code. Banyak warga berkumpul, dari mereka yang ingin menyelamatkan diri maupun warga lain yang sekadar ingin tahu banjir lahar. “Bahkan ada yang mengatakan Jogja barat dan timur putus. Sebenarnya jembatan yang ditutup, karena kami siagakan tim untuk membantu evakuasi warga apabila diperlukan,” jelas Haryadi.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah menetapkan 94 titik kumpul bagi warga kota guna mengantisipasi terjadinya banjir lahar. Ada sekitar 13.000 penduduk yang tinggal di bantaran kali. Kesiapan lokasi evakuasi meliputi 66 RW di 15 kelurahan yang berada di delapan kecamatan. “Lokasi titik kumpul itu ditentukan oleh warga setempat untuk memudahkan mereka mencari tempat aman terdekat,” jelasnya.
Wakil Walikota mengatakan pihaknya belum mendapat laporan resmi mengenai korban jiwa ataupun materi. Meski demikian, pihaknya sudah menyiagakan segala kebutuhan, terutama untuk kesehatan dan suplai bahan makanan bagi warga yang rumahnya sempat digenangi air. Petugas juga tengah melakukan pendataan kondisi fisik jembatan yang dikhawatirkan fondasinya retak akibat terjangan banjir lahan.
Imbauan dari pemerintah, masyarakat tidak boleh lengah akan potensi bahaya lahar dingin di Kali Code ini sebagai bahaya primer pasca erupsi Gunung Merapi.  Masyarakat juga diimbau untuk membersihkan saluran drainase yang tersumbat sebagai bahaya sekunder.
________

Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : Selamatta Sembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 08128334942        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar