Senin, 22 November 2010

No. 64/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 64/MC.TDBM/11/2010

BUMN DIMINTA BANTU HIDUPKAN USAHA DI LERENG MERAPI
Yogyakarta, 22/11/2010 (Media Center Kominfo, 17:00) - Pemerintah DI Yogyakarta berharap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat memberikan bantuan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada pelaku usaha yang mengalami kerugian dan tutup akibat terkena dampak letusan Gunung Merapi.
Bantuan tersebut diharapkan dapat kembali menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi. Terutama bagi para pengungsi yang nantinya akan menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan pemerintah. “Kami berharap ada bantuan dari BUMN, sehingga perusahaan bisa tetap jalan dan masyarakat juga bisa menghidupi keseharian mereka,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi DI Yogyakarta Astungkoro di Media Center Tanggap Darurat Merapi di Jalan kenari No 14A Yogyakarta, Senin (22/11).
Akibat letusan Merapi, kegiatan perekonomian penduduk di Yogyakarta, khususnya yang berada di sekitar lereng gunung Merapi, menjadi lumpuh. Sebelum letusan, pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta cukup baik, pertumbuhan sekitar 4 sampai 5%. Bahkan, situasi terakhir sebelum meletus yakni pada September menncapai 5,02%. “Sebenarnya cukup baik. Ditopang beberapa jalur lapangan usaha. Yang paling primadona adalah pedagang, hotel dan restoran,” ujarnya.
Yogyakarta juga ditopang dengan industri jasa, pertanian dan konstruksi. Seperti Kabupaten Sleman yang merupakan penyumbang pertumbuhan perekonomian, dimana terdapat sejumlah usaha industri, jasa, pengolahan dan pertanian yang terbesar.
Namun, kegiatan usaha di Sleman kini belum bisa berjalan. Banyak kegiatan usaha di antaranya 55 koperasi yang di dalamnya terdapat koperasi ternak, simpan pinjam dan industri agro, mengalami kerugiannya hingga Rp35 miliar per hari. “Tanggal 26 Oktober hingga hari ini kerugiannya besar. Ada satu koperasi peternakan terbesar rugi mencapai Rp7,7 miliar,” ungkapnya.
Hal ini harus segera ditangani, bila tidak maka dalam satu bulan ke depan akan menjadi kerugian yang lebih besar. Astungkoro juga mengingatkan untuk menghidupkan kegiatan ekonomi diperlukan infrastruktur yang berjalan, di antaranya irigasi, listrik serta sanitasi yang baik. “Kegiatan ekonomi jalan, mestinya infrastruktur juga jalan, karena menjadi pendukung kegiatan perekonomian. Prinsip dan arahan Gubernur serta Menteri terkait adalah usaha porduksi yang dulu ada harus tumbuh kembali. Koperasi harus hidup,” pungkasnya.
_________

Kontak         : HartjeWinerungan, KabidHumas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Selamatta Sembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 08128334942

Tidak ada komentar:

Posting Komentar