Senin, 22 November 2010

No. 60/MC.TDBM/11/2010


SIARAN PERS
No. 60/MC.TDBM/11/2010

TIM TASK FORCE KEMTAN TANGANI TERNAK KORBAN MERAPI
Yogyakarta, 22/11/2010 (13:50 WIB) Tim Task Force bentukan Kementerian Pertanian (Kemtan) saat ini sudah melakukan berbagai upaya penanganan ternak korban bencana alam Merapi.  Tim yang terdiri dari tim identifikasi, evakuasi dan eksekusi ini melakukan upaya penanganan ternak, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.

“Kami melakukan berbagai upaya, terhadap ternak yang mati dan hidup serta yang masih berada di tempat penampungan evakuasi,” kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Nanang Suwandi kepada wartawan di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Jalan kenari No 14A, Yogyakarta, Senin (22/11).

Upaya yang dilakukan di antaranya memusnahkan ternak yang sudah mati dan menjadi bangkai serta memfasilitasi peternak yang menginginkan sapinya dijual. Saat ini, sudah 46 ekor sapi yang dibeli dari peternak. Tim ini masih melakukan jejaring informasi serta pendampingan dengsan kerjasama Bank Pembangunan Daerah untuk memfasilitasi para peternak melalui tim eksekusi.

Koordinator Divisi Evakuasi Penanganan Ternak Korban Merapi Ida cahyati mengatakan timnya telah mengevakuasi 9.973 ternak di sejumlah kabupaten, di antaranya di Sleman 3.221 ekor sapi, Magelang 2.325, Boyolali 1.305 dan Kabupaten Klaten 2.442 ekor sapi. Dari total 9.973 sapi tersebut tersebar di beberapa titik evakuasi, di antaranya di Sleman (64 titik) di Klaten (64 titik0 Magelang (12 titik) Boyolali (53 titik) jumlahnya 193 titik evakuasi.

Dari data semua Kabupaten, ada sejumlah sapi yang mati total di Sleman 2.394 ekor, Klaten 357, Magelang 11 dan Boyolali 66 ekor. “Sehingga sapi mati di DIY dan Jateng mencapai 2.828 ekor sapi,” ujarnya.

Sedangkan untuk sapi yang dijual oleh peternak jumlahnya mencapi 303 ekor dan yang sudah tercatat mau dijual sebanyak 3.783 ekor sapi.

Koordinator Tim Eksekusi dan Distribusi Ali Agus mengatakan dari hasil tim identifikasi, pihaknya kemudian melakukan eksekusi ternak, baik yang mati, masih hidup dan mau dijual atau yang masih hidup dan berada di tempat-tempat penampungan. Data dibutuhkan untuk pemberian pakan secara gratis.

“Setelah ada kesepakatan harga yang ditetapkan sebelumnya dan sudah didata melalui tim identifikasi, kemudian dilakukan pencairan atau pembayaran ternak kepada yang menjual. Distribusi pakan untuk ternak yang berada di tempat penampungan juga dilakukan,” katanya.

Pihaknya juga memfasiitasi swasta yang ingin membeli ternak sapi milik kelompok petani, namun dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah. “Dipersilakan dengan standar harga, sehingga peternak korban Merapi tidak dirugikan,” tambahnya.

Nanang menambahkan harapannya untuk penanganan ternak ini, yakni dalam satu bulan ke depan bisa segera selesai. Ternak yang sudah dibeli oleh pemerintah nantinya akan dikembalikan kepada warga yang ternaknya mati melalui bantuan sosial (Bansos).

Kondisi sapi di tempat-tempat penampungan saat ini bermacam-macam. Mayoritas mengalami stress, sakit berat sampai ringan. Paling banyak sapi terkena infeksi saluran pernapasan serta radang (pada sapi perah). Beberapa sapi juga mengalami luka bakar.

Pemerintah berjanji, kepada peternak yang sapinya mati akan diganti. Namun, masih diperlukan waktu untuk mendata secara akurat. Masyarakat diminta proaktif untuk mendaftar kepada pihaknya, baik sapi yang mau dijual maupun yang mati.

Kendala khusus lainnya mengenai identifikasi. Kebanyakan sapi yang mati atau juga karena ditinggal oleh pemiliknya mengungsi, pemilik tidak mengetahui lagi keberadaannya. “Butuh waktu untuk mengatasi hal ini,” katanya.

_________

Kontak         : HartjeWinerungan, KabidHumas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Selamatta Sembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 08128334942

Tidak ada komentar:

Posting Komentar