Senin, 22 November 2010

No. 61/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 61/MC.TDBM/11/2010


SELAMATKAN KEBUN SALAK, BNPB LAKUKAN CASH FOR WORK
Yogyakarta, 22/11/2010 (Media Center Kominfo, 13:00) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan cash for work (program padat karya) untuk menyelamatkan pohon salak yang terkena dampak letusan merapi. Kegiatan ini akan berlangsung dalam waktu 10 hbingga 15 hari ke depan.
“Program cash for work yang kita segera laksanakan adalah penyelamatan pohon salak,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Soetrisno di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Jalan Kenari No14A Yogyakarta, Senin (22/11).
Saat ini, terdapat lahan perkebunan salak 2.500 hektar di Magelang dan 1.500 hektar di Sleman yang terdampak abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi. Jika tidak segera ditangani, maka dalam waktu 10 sampai 15 hari ke depan diperkirakan sekitar 3 juta pohon di Sleman dan 6 juta di Magelang akan mati. Butuh empat sampai lima tahun apabila dilakukan penanaman awal hingga panen.
Perlu penanganan khusus untuk pemulihan dan penyelamatan pohon salak serta membangunkan kembali aktivitas masyarakat agar roda perekonomian di sekitar lereng merapi tidak lumpuh. “Program cash for work ini akan menghidupkan perekonomian, dimana tidak saja bagi para pengungsi, tetapi warga lain sekitar pengungsi yang lumpuh kegiatan perekonomiannya,” katanya.
Secara teknis, dalam waktu 15 hari ke depan, harus dilakukan pemotongan tangkai pohon salak yang layu, karena abu vulkanik. Dari pemotongan tersebut, diharapkan tunas-tunas pohon baru dapat hidup kembali dan pelepah yang dipotong juga dapat diolah menjadi pupuk kompos. “Program ini diupayakan membantu pemotongan membersihkan, menyemprot dan mengolah pelepahnya menjadi kompos,” kata Soetrisno.
Salak Magelang dan Sleman sangat terkenal hingga mancanegara sebagai produk ekspor dan menjadi devisa bagi negara. Untuk penyelamatan aset ini, akan dilibatkan sekitar 11.000 tenaga kerja, khususnya di Magelang untuk membersihkan sekitar 6 juta pohon dan 6.000 tenaga kerja untuk 3 juta pohon di Sleman. “Itu nanti yang akan kita pekerjakan untuk membantu percepatan pemulihan pohon salak. Mereka kita beri upah, mereka sebagian besar petani salak itu sendiri dan sisanya penduduk sekitar,” ujarnya.
Mereka akan dibekali dengan sarung tangan dan sepatu khusus untuk menyemprot abu vulkanik. Mereka akan diberikan Rp30.000 per orang perhari selama 10 hari. Bagi mereka yang memiliki skill akan ditunjuk sebagai mandor dan diberikan upah mulai dari Rp50.000 hingga Rp75.000, sesuai ketrampilan masing-masing.
Mengenai anggaran, Soetrisno mengungkapkan pembiayaan sepenuhnya dialokasikan oleh BNPB. Khusus untuk Magelang, pihaknya akan menganggarkan dana Rp8 miliar dan untuk Sleman Rp5 miliar. “Diharapkan dengan program ini paling tidak petani tertolong. Mendapatkan uang tiap hari. Tanpa adanya pembatasan warga mulai dari kepala keluarga ibu serta anak dewasa bisa bekerja di sini,” tambahnya.
Mulai besok (Selasa atau Rabu), mereka akan bekerja sekitar 6-8 jam per hari dan selama 10 hari ke depan mendapatkan Rp300 ribu. Capaian lainnya, mereka yang bekerja juga diharapkan bisa sekaligus membersihkan rumahnya sendiri atau menyempatkan mengurus kebun pribadi.
Program cash for work, kata Soetrisno, akan berjalan selama satu tahun, tidak hanya bidang pertanian saja, tetapi bidang lain seperti pembangunan insfrastruktur juga akan dilakukan program semacam ini yang akan melibatkan warga sekitar untuk dipekerjakan.
“Sampai tahun depan kita laksanakan dengan kegiatan lainnya. Masing-masing kementerian akan membuat program kerja cash for work,” pungkasnya.

_________

Kontak         : HartjeWinerungan, KabidHumas BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0815 9926 781

Kontak         : Selamatta Sembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 08128334942

Tidak ada komentar:

Posting Komentar