Minggu, 14 November 2010

No. 24/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No.   24/MC.TDBM/11/2010

BNPB-RRI RESMIKAN SIARAN RADIO TANGGAP
DARURAT MERAPI

Yogyakarta, 14/11/2010 (Media Center Kominfo, 18:40) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Rapublik Indonesia (LPP RRI) didukung oleh Kementerian Komifo dan sejumlah stakeholder resmikan siaran tanggap darurat Merapi. Peresmian penyiaran Radio Tanggap Merapi yang beroperasi di frekuensi 100,2 MHz tersebut ditandatangani oleh Ketua BNPB, Syamsul Maarif, dan Direktur Utama RRI, Niken Widiastuti, di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi, Jalan Kenari No 14a, Yogyakarta, Minggu (14/11).

Dalam sambutannya, Kepala Badan Informasi Publik Kemenkominfo yang diwakilkan Ismail Cawidu mengharapkan, siaran bersama yang dikelola BNPB dan RRI dapat memberikan informasi yang lengkap, akurat dan benar-benar membuat masyarakat merasa diayomi dan tetap bersemangat menghadapi bencana alam Gunung Merapi. “ Kami harapkan dengan adanya siaran bersama ini informasi yang disampaikan betul-betul lengkap, menyejukan hati masyarakat dan tetap semangat menghadapi bencana yang terjadi”.

Sementara itu, Kepala BNPB, Syamsul Ma’arif mengatakan, pihaknya memang memerlukan dukungan semua pihak dalam mengkoordinasikan Tanggap darurat Merapi, karenanya kerjasama dengan RRI dalam siaran tanggap darurat Merapi sangat membantu kebutuhan informasi, khususnya untuk para korban bencana.
Kepala BNPB mengharapkan agar RRI dapat memberikan informasi yang benar, menyejukkan, memberikan harapan, motivasi, membuat masyarakat mempunyai ketangguhan menghadapi bencana.

Sedangkan Dirut RRI Niken Widiastuti mengatakan, dibentuknya siaran Merapi adalah ingin memberikan pemahaman dan mengurangi ketidak pastian. “Karena terlalu banyak informasi yang simpangsiur dan menyesatkan sehingga membuat panik dan meresahkan masyarakat,” katanya.

Tugas utama RRI siaran khusus ini kiranya memberikan info yang benar-benar akurat langsung dari sumber utama yang dikelola oleh BNPB beserta jajarannya. Selain itu, siaran juga dimaksudkan untuk memberikan trauma healing kepada para pengungsi. “Memberikan informasi dan trauma healing bagaimana masyarakat menghadapi bencana,” katanya.

Masyarakat yang mengalami bencana dimana rumahnya hancur, ternaknya mati dan sawahnya tidak bisa ditanami perlu dilakukan penyembuhan psikologi yang diberikan oleh psikolog, akademisi, ustad dan sebagainya untuk memberikan semangat. Dalam trauma healing, RRI telah memberikan siaran rekreasi kepada para korban bencana diantaranya menggelar siaran campur sari langsung dari pengungsian, pemutaran film untuk anak-anak serta pertunjukkan sulap.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia DIY, Rahmat Arifin, mengatakan bahwa radio tanggap bencana tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat seperti yang dibutuhkan oleh masyarakat. "Penyiaran radio ini memang belum sempurna, tetapi kami berharap tetap bisa memberikan informasi yang akurat," katanya. Diharapkan keberadaan radio tanggap bencana tersebut tidak hanya berhenti di Yogyakarta saja tetapi juga dapat didirikan di daerah lain apabila terjadi bencana di kemudian hari.


Kontak         : Sukosono, MC Kominfo-BNPB
Hp               : 081218056690

Kontak         : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781

Tidak ada komentar:

Posting Komentar