Kamis, 25 November 2010

No. 76/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 76/MC.TDBM/11/2010

JTC MINTA PEMDA BEBASKAN PAJAK TONTONAN
Yogyakarta, 25/11/2010 (Media Center Kominfo, 14:00)– Pemerintah daerah, khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diminta untuk membebaskan pajak tontonan guna membangun kembali citra positif Yogyakarta sebagai kota wisata.
“Mestinya bersama Dewan Perwakilan Daerah, pemerintah membebaskan pajak tontonan, karena denyut nadi perekonomian, tontonan menjadi ukurannya,” kata Ketua Tim Koordinasi Jogja Tanggap Cepat (JTC) Indro ‘Kimpling’ Suseno di di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Jalan Kenari No 14A Yogyakarta, Kamis (25/11).
Menurutnya, untuk kembali bersama-sama membangun Yogyakarta, yang saat ini sedang mengalami bencana, sudah selayaknya pemerintah daerah membebaskan berbagai aktivitas yang sifatnya promosi dan branding dalam bentuk iklan layanan masyarakat sebagai penyemangat bagi kita semua khususnya para korban bencana.
Bila perlu, kata Indro, pemerintah daerah juga membebaskan segala biaya bagi rekan-rekan media nasional yang datang ke Yogyakarta untuk memberikan informasi yang positif tentang Yogyakarta yang kemudian dapat disiarkan keluar Yogyakarta. “Media nasional bisa bekerjasama menginformasikan yang penting dan positif disiar keluar. Mari kita rangkul untuk menyuarakan hal-hal positif,” katanya.
Untuk membangun kembali citra positif Yogyakarta, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Wilayah Yogyakarta, serta PT Telkom Indonesia rencananya akan membentuk website khusus yang berisi segala pariwisata tentang Yogyakarta. Serta informasi-informasi tentang hotel beserta kamarnya yang dapat dipesan secara online.
“Berkoordinasi dengan dinas pariwisata DIY dan dari PHDI, Telkom yang menurut rencana membuat web khusus untuk pariwisata Jogja, yang semua hotel beserta isinya detail sampai kamar dapat direseve langsung,” tambahnya.
Akibat bencana alam yang terjadi di Yogyakarta, jumlah pengunjung kota Yogyakarta mengalami penurunan. Tidak hanya itu salah satu dampaknya adalah penurunan jumlah mahasiswa dan jumlah perguruan tinggi swasta (PTS).
Ketua STIE YKPN Dodi Hapsoro yang juga pengurus asosiasi perguruan tinggi swasta mengungkapkan, sejak tahun 2006 pasca bencana gempa bumi, jumlah mahasiswa dan PTS mengalami penurunan meskipun tidak sampai 5 persen per tahunnya. “Kalau tidak kita sikapi dengan upaya membangun informasi yang positif saya khawatir Jogja situasinya akan buruk. Kita harus bangun bahwa Jogja aman untuk belajar,” ujarnya.
Ia mengharapkan, mulai tahun depan, jumlahnya bisa meningkat yang dibangun melalui pencitraan positif dimana tidak ada kekhawatiran bahwa kuliah di Jogja itu bukanlah sesuatu yang menakutkan.
Ia mengungkapkan, sejak tahun 2006 dari 128 PTS jumlahnya menyusut menjadi 123 karena tutup. Sedangkan untuk jumlah mahasiswa jumlahnya pun ikut menurun dari 150-000 menjadi 145.000. “Terjadi penurunan 1.000 mahasiswa pertahun,” katanya.
_________

Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar