SIARAN PERS
No. 55/MC.TDBM/11/2010
KABUT TERUS SELIMUTI PUNCAK MERAPI
Yogyakarta, 21/11 (09:01 WIB) Erupsi dengan intensitas rendah masih terus terjadi di Gunung Merapi hingga Minggu (21/11) pagi. Pantauan kegempaan yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) merekam dua kali gempa tektonik, satu kali gempa guguran, dua kali gempa tektonik dan tremor yang beruntun.
Data dari tiltmeter BPPTK menunjukkan adanya deformasi yang fluktuatif, namun tidak menunjukkan adanya pengembungan tanah yang signifikan. Sementara Global Positioning System (GPS) geodetik menunjukkan adanya penurunan tanah di sisi Tenggara kaki Gunung Merapi.
Cuaca berkabut tipis hingga pekat yang sejak Sabtu (20/11) menyelimuti puncak merapi terus bertahan hingga Minggu (21/11) pagi. Dan terpantau asap putih keabuan bertekanan sedang dengan tinggi 600 meter dan 800 meter yang berembus ke Barat Daya pada dini hari.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Dr Surono, dalam laporannya, tetap menyatakan bahwa hingga saat ini Gunung Merapi masih berada dalam status Awas, dengan ancaman bencana sekunder berupa awan panas dan lahar dingin. Jarak aman yang direkomendasikan dalam bencana Merapi ini masih sama yaitu sebelah Barat Sleman 10 km, sebelah Timur Sleman 15 km, Magelang 10 km, Boyolali 5 km dan Klaten 10 km.
Kemungkinan meluasnya kawasan landaan awan panas masih menjadi perhatian khusus, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat terkait masalah penyelamatan diri dari ancaman bahaya tersebut.
_________
Kontak : HartjeWinerungan, KabidHumas BNPB
Telepon : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp : 0815 9926 781
Kontak : Selamatta Sembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar