Jumat, 19 November 2010

No. 47/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No.   47/MC.TDBM/11/2010

BNPB LARANG MASYARAKAT MASUK KE WILAYAH DEBRIS 

Yogyakarta, 19/11/2010 (Media Center Kominfo, 10:00) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif memperingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas apapun termasuk berwisata diatas debris (material vulkanik) di sungai sekitar Gunung Merapi.
Hal itu karena material vulkanik berupa pasir di sekitar sungai yang berada di zona berbahaya pada kedalaman 20 cm panasnya masih diatas 100 derajat celcius.
“Diujung lidah pasir itu kedalaman 20 cm panasnya lebih dari 100 derajat. Itu artinya makin kedalam makin panas lagi. Saya sudah sampaikan kepada Satgas TNI/Polri untuk melarang wisata untuk datang kesana,” katanya di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Jalan Kenari No 14a Yogyakarta, Jumat (19/11).
Demi keselamatan bersama, pihaknya memerintahkan juga kepada aparat TNI/Polri agar mencegah masyarakat yang datang untuk berwisata melihat-lihat atau berfoto diatas tumpukan material vulkanik bekas aliran lahar Merapi.
Menurutnya, kebanyakan masyarakat dari luar dikhawatirkan tidak mengerti apa-apa dan kurang informasi yang cukup dari kepala desa, camat, bupati, dan aparat yang lain yang tidak mengerti peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Sementara itu, mengenai kondisi Merapi saat ini, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM ) Surono, mengatakan, kondisi Merapi masih dalam status Awas meskipun memang aktifitas kegempaannya ada penurunan baik jumlah maupun energinya.
“Belum bisa ngajak turun ke level rendah. Hanya radiusnya tingkat ancamannya yang berkurang. Kalau dulu masyarakat diminta awas mundur, saat ini awas namun boleh maju keatas sampai batas yang ditentukan,” katanya yang mendampingi Syamsul.
Dijelaskan Surono, status tetap awas namun yang diubah adalah radius bahaya ancaman erupsi Merapinya. Untuk daerah Sleman, Boyolali dan Magelang, zona radius berbahaya mengalami penurunan.
Untuk Kabupaten Sleman yang tadinya daerah berbahayanya berada di radius 20 Km dari Puncak Merapi, ada penurunan khususnya dari Sungai Boyong ke arah barat menjadi 10 Km. Sedangkan dari Sungai Boyong ke arah Timur, radiusnya menjadi 15 Km.
“Dari kali Boyong ke arah barat, ancamannya sejauh radius 10 km. Dari Boyong ke timur kami tetapkan 15 km,” ujarnya.
Di Magelang menjadi 10 Km, Boyolali 5 Km. Untuk Klaten zona masih tetap 10 Km. “PVMBG akan mengkaji secara terus menerus untuk menurunkan radiusnya,” tegasnya.
Selain itu, Surono juga menjelaskan, saat ini seluruh dam-sabo (bangunan penahan lahar) yang berada di radius berbahaya sudah penuh oleh debris. Karenanya bagi masyarakat yang rumahnya berada di bantaran sungai untuk berhati-hati atas ancaman lahar khususnya yang berada 300 meter dari bibir sungai.
“Masyarakat jangan bayangkan lahar itu hanya campur air, tapi batu-batu besar juga ada,” tambahnya.
__________

Kontak          : Selamatta Sembiring, Kementerian Kominfo
Hp               : 0812 8334 942

Kontak          : Hartje Winerungan, Kabid Humas BNPB
Hp               : 0815 9926 781


Tidak ada komentar:

Posting Komentar