Rabu, 24 November 2010

No. 71/MC.TDBM/11/2010

SIARAN PERS
No. 71/MC.TDBM/11/2010

WASPADAI HUJAN DI PUNCAK MERAPI


Yogyakarta, 24/11/2010 (Media Center Kominfo, 21:00) – Saat ini, di Yogyakarta ada 204 dam yang hanya mampu menampung 8-10 meter kubik banjir. Padahal, potensi lahar dingin atau material vulkanik yang bisa terhanyut bersama air hujan dari hulu sungai di Gunung Merapi, sangat besar, sehingga semua pihak harus waspada jika terjadi curah hujan tinggi.
“Sebagian besar informasi yang saya terima, untuk alur Kali Gendol sudah dipenuhi jatuhan awan panas. Demikian juga beberapa sungai lain yang fungsinya sudah berkurang, karena terpenuhi oleh material vulkanik,” ujar Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Subandriyo, ketika memberikan paparan pada acara Workshop Penyusunan Rencana Kontijensi Menghadapi Bencana Lahar Dingin, di Hotel jayakarta, Yogyakarta, Rabu (24/11).
Menurut Subandriyo, banyaknya besaran material endapan awan panas menyebabkan terjadi perubahan pola aliran yang berpotensi mengancam pemukiman penduduk. Letusan Gunung Merapi tahun ini sangat istimewa dalam skala maupun dampak.           “Letusan gunung ini sangat besar, terbesar dalam 100 tahun terakhir, bahkan dalam beberapa ratus tahun terakhir menyamai letusan Merapi pada tahun 1872 yang mengeluarkan material lebih dari 100 juta meter kubik,” jelasnya.
Letusan Merapi sekarang, lanjut Subandriyo, sudah memuntahkan 130 juta meter kubik dari produk letusan eksklusif. Banyak sekali material hancuran dan kandungan abu sangat tinggi, sehingga kalau dilihat dari kacamata potensi lahar sangat menjadi bencana sekunder atau bencana susulan. Ancaman ini bisa terjadi jika curah hujan cukup besar dalam beberapa waktu ke depan.
Produk material vulkanik itu dominan ke arah Kali Gendol hingga sepanjang 15 kilometer dari puncak gunung. Diestimasi, ada lebih dari 40 juta meter kubik yang pada sepanjang 10 kilometer sudah menggunduki aliran sungai. Sebelum terjadi letusan, kedalaman sungai mencapai 50 meter.
Sisa material vulkanik lainnya menyebar ke sungai lain, meliputi Kali Woro, Buming, Bedok, Krasak, Bebeng, Kalisat, Slamat, Senowo, Trising dan Apu. “Ini hampir mengelilingi seluruh Merapi, karena memang produknya bukan awan panas guguran saja, tetapi awan panas letusan yang menghasilkan jatuhan di seluruh sungai,” kata Subandriyo.
                                                                    _________

Kontak          : Hermana, BNPB
Telepon        : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak          : SelamattaSembiring, BadanInformasiPublikKementerianKominfo
Hp               : 08128334942         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar