Rabu, 24 November 2010

No. 70/MC.TDBM/11/2010


SIARAN PERS
No. 70/MC.TDBM/11/2010

ANTISIPASI BANJIR LAHAR, PEMDA YOGYAKARTA SIAPKAN 70 TITIK PENGUNGSIAN

Yogyakarta, 24/11/2010 (Media Center Kominfo, 18:00) – Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta sudah menyiapkan 70 titik pengungsian untuk mengantisipasi ancaman banjir lahar dingin akibat hujan di hulu sungai yang berada di Gunung Merapi.
“Tempat pengungsiannya adalah di sekitar daerah mereka tinggal yang tempatnya lebih tinggi dari kali, misalnya di balai desa,” ujar Staf Ahli Gubernur DI Yogyakarta Bidang Pembangunan DI Yogyakarta Bayudono, usai membuka Workshop Penyusunan Rencana Kontijensi Menghadap Bencana Lahar Dingin di Hotel Jayakarta, Yogyakarta, Rabu (24/11).
Bayudono mengaku pada saat ini tidak mengetahui secara persis kondisi Gunung Merapi. Jenis lahar yang menumpuk di atas gunung berbeda-beda, sehingga kalau terjadi curah hujan dengan  intensitas 30 milimeter perjam bisa saja mengancam. Longsoran pasir yang ada atau endapan pasir di atas bisa turun.
“Karena sekarang saya tidak tahu struktur sedimen di atas, maka kita sudah harus siap. Kita berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Dalam artian  akibat hujan sedikitpun bisa longsor, jangan sampai kita lengah,” katanya.
Bayudono menjelaskan langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi datangnya banjir lahar dingin adalah dengan melakukan penyusunan rencana kontijensi menghadapi bencana dengan langkah-langkah identifikasi titik kritis, dimana kemungkinan akan terjadi longsoran tebing.
Kemudian, dicermati pula titik-titik yang kemungkinan air melimpah, lokasi mana saja yang akan tergenangi oleh air dan lumpur limpahan sungai. Termasuk pula bangunan apa saja yang akan terkena oleh banjir lahar tersebut. “Dengan Workshop ini, kita akan tahu apa yang akan dikerjakan, misalnya terkait dengan terjadinya banjir lahar dingin, dimana titik pengungsian, kemudian kita juga harus siap bahan untuk menahan banjir, yaitu persiapan karung pasir,” jelasnya.
Pohon tumbang yang menghalang sungai juga harus diantisipasi agar tidak menghambat arus air dan lahar. “Yang terpenting adalah bagaimana kita menyiapkan masyarakat yang berada di sekitar arus lahar dingin tersebut,” katanya, seraya menambahkan tentu saja pihak PU, kepolisian dan TNI juga harus dilibatkan.
Pihaknya masih menghitung anggaran untuk kontijensi bencana lahar ini. Sedangkan anggaran yang ada saat ini lebih diarahkan untuk penanganan pengungsi. “Jadi kita tidak bisa menghitung dengan perkiraan, misalnya jembatan yang roboh berapa biayanya,” jelasnya.
_________

Kontak         : Hermana, BNPB
Telepon       : 0274 – 547 359 (Hotline Media Center)
Hp               : 0812 9691864
Kontak         : SelamattaSembiring, Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo
Hp               : 08128334942        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar